Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Investasi AS Diharapkan Buka Ruang Pengembangan Teknologi Hijau

Foto : istimewa

Dari kiri Ketua Pokja Transisi Energi Kadin Indonesia, Anthony Utomo, Asisten Menteri Keuangan AS, Alexia Latortue, dan Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, sedang berbincang-bincang usai melakukan pertemuan strategis di Jakarta pada hari Kamis (11/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - DataKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)menyebutkan Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan dengan total 3.686 gigawatt (GW). Angka ini terdiri dari tenaga surya sebesar 3.295 GW, tenaga air 95 GW, bioenergi 57 GW, tenaga angin 155 GW, energi panas bumi 24 GW, dan energi laut 60 GW.

"Namun, dari total kapasitas 3.686 GW tersebut, baru 12,54 MW yang telah dimanfaatkan. Dengan mengembangkan potensi ini, Indonesia dapat memiliki lebih dari 1,1 terawatt kapasitas energi terbarukan dan dapat menjadi pemimpin dalam transisi global menuju energi terbarukan," ucap Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani dalam pertemuan strategis dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), di Jakarta pada hari Kamis (11/7).

Ia menerangkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melalui Pokja Energi Transisi Kadin mengadakan pertemuan strategis tersebut guna membahas peluang dan mengatasi tantangannya dalam investasi hijau melalui sektor EBT (Energi Baru Terbarukan). Dari pihak AS hadir Asisten Menteri Keuangan AS, Alexia Latortue.

Pada pertemuan tersebut, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, menjelaskan banyaknya peluang dan potensi investasi yang dimiliki Indonesia dalam sektor energy terbarukan. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki Nature Based Solutions (NBS) terbesar kedua di dunia setelah Brazil, hingga 1,5Global net anthropogenic GHG emissions(Gt CO2) per tahun.

Sejalan dengan Shinta, Ketua Pokja Transisi Energi Kadin Indonesia, Anthony Utomo mengatakan investasi yang dilakukan oleh AS di Indonesia dapat membuka ruang lebih untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan, dan pengembangan teknologi hijau. Selain itu dapat menarik negara lain untuk turut serta berinvestasi di Indonesia pada sektor EBT.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top