Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Studi Komunikasi

Interaksi Sosial Sehari-hari Bisa Prediksi Perkembangan Bahasa pada Bayi

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Para peneliti menemukan bahwa ketika orang dewasa berbicara dan bermain dengan bayi berusia 5 bulan, aktivitas otak bayi akan meningkat terutama di bagian yang bertanggung jawab atas perhatian dan tingkat aktivitas semacam ini bisa memperkirakan peningkatan perkembangan bahasa di usia selanjutnya.

Interaksi orang tua dengan bayinya merupakan pemandangan yang menghangatkan hati dan universal. Orang tua berbicara dengan suara bernada tinggi saat mereka merespons secara positif ocehan dan gerak tubuh bayi, biasanya disertai dengan kontak mata dan senyuman.

Koneksi ini ternyata tidak hanya menghasilkan pemandangan yang menyentuh. Penelitian baru dari Institute for Learning & Brain Sciences (I-LABS) Universitas Washington (UW) menunjukkan bahwa hal ini juga penting untuk pertumbuhan bahasa bayi.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Current Biology edisi 8 April lalu, para peneliti menggunakan teknik pencitraan otak yang aman dan non-invasif yang disebut magnetoencephalography (MEG) untuk memantau aktivitas otak bayi selama interaksi sosial dan nonsosial dengan orang dewasa yang sama. Mereka menemukan bahwa ketika orang dewasa berbicara dan bermain sosial dengan bayi berusia 5 bulan, aktivitas otak bayi khususnya meningkat di bagian yang bertanggung jawab atas perhatian dan tingkat aktivitas semacam ini memperkirakan peningkatan perkembangan bahasa di usia selanjutnya.

Skenario interaksi sosial ini dibandingkan dengan skenario interaksi nonsosial di mana orang dewasa berpaling dari bayinya untuk berbicara dengan orang lain. Interaksi ini menunjukkan tingkat aktivitas yang lebih rendah di area otak yang sama.

"Ini adalah studi pertama yang secara langsung membandingkan respons otak bayi terhadap interaksi sosial orang dewasa-bayi versus interaksi nonsosial, dan kemudian menindaklanjutinya dengan anak-anak hingga mereka mencapai usia 2,5 tahun untuk melihat bagaimana aktivasi otak dini berhubungan dengan kemampuan bahasa anak di masa depan," kata penulis utama dan ilmuwan riset di I-LABS, Alexis Bosseler.

Teknologi pencitraan otak MEG memungkinkan bayi untuk bergerak dan berinteraksi secara alami dengan orang dewasa, yang memungkinkan peneliti melacak pelepasan neuron dari berbagai area di otak bayi saat orang dewasa berbicara, bermain, dan tersenyum kepada bayi. Mereka kemudian memantau aktivitas otak bayi untuk kedua kalinya saat orang dewasa tersebut berpaling dan memperhatikan orang lain.

Tindakan ini secara alami terjadi setiap hari antara orang dewasa dan bayi, dan penelitian menunjukkan bahwa tindakan tersebut memiliki efek terukur yang berbeda pada otak bayi.

Para peneliti menemukan bahwa peningkatan aktivitas saraf sebagai respons terhadap interaksi sosial pada usia 5 bulan memprediksi peningkatan perkembangan bahasa pada lima usia berikutnya yaitu 18, 21, 24, 27, dan 30 bulan.

Para peneliti kemudian melacak perkembangan bahasa bayi ini dengan menggunakan survei yang terdokumentasi dengan baik dan tervalidasi yang menanyakan orang tua tentang kata-kata dan kalimat yang diucapkan bayi mereka di rumah.

"Hubungan antara reaksi otak awal dan bahasa selanjutnya konsisten dengan ketertarikan para ilmuwan terhadap periode usia dini dan membuka banyak pertanyaan baru yang akan kami, dan orang lain, eksplorasi," kata rekan penulis Andrew Meltzoff yang menjabat sebagai rekan direktur I-LABS dan profesor psikologi di UW.

Nyata dan Terukur

Para peneliti memilih bayi berusia 5 bulan untuk penelitian ini karena usia tersebut berada tepat sebelum masa sensitif untuk pembelajaran bahasa wicara, yang dimulai sekitar usia 6 bulan. Ketika periode ini dimulai, sangat penting bagi bayi untuk mengamati orang dewasa karena perhatian meningkatkan pembelajaran.

Menggunakan bahasa orangtua pada bayi mewakili keinginan intuitif untuk terhubung, kata Patricia Kuhl, penulis senior dan salah satu direktur I-LABS. "Ada pemahaman implisit bahwa bahasa adalah tentang koneksi," kata Kuhl. "Ini tentang jalur komunikatif antara Anda dan orang lain. Ini dimulai sejak masa bayi dengan keinginan untuk membuat hubungan komunikatif tersebut," imbuh dia.

Hasil penelitian ini sangat penting untuk dipahami oleh orang tua dan pendidik awal, kata Kuhl. "Kami mengetahui dari penelitian sebelumnya bahwa interaksi sosial sangat penting pada usia 9 bulan untuk pembelajaran bahasa asing, namun penelitian saat ini menunjukkan bahwa interaksi sosial berperan jauh lebih awal," ucap Kuhl.

"Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa orang tua secara alami, ditambah dengan senyuman, sentuhan, dan respons hangat mereka terhadap tindakan bayi, memiliki dampak nyata dan terukur pada otak bayi. Kami berteori bahwa perilaku orang tua ini , yang kami sebut ansambel sosial, menangkap dan mempertahankan perhatian bayi serta memotivasi mereka untuk belajar pada saat kritis dalam perkembangannya," pungkas dia. I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top