Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Peternakan I Peternak Ayam Keluhkan Harga Ayam Anjlok hingga 33 Persen

Integrator Wajib Lapor Stok DOC

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Penurunan harga ayam sejak beberapa waktu lalu disinyalir akibat ulah integrator yang menguasai bisnis perunggasan dari hulu hingga hilir.

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mewajibkan integrator untuk menyampaikan laporan produksi Day Old Chicken (DOC) secara online setiap bulannya. Laporan itu penting sebagai acuan perumusan kebijakan untuk merespons fluktuasi harga ayam di pasar.

Integrator merupakan perusahaan terintegrasi dalam tata niaga perunggasan. Perusahaan tersebut bisa memiliki usaha dari sejak importir bahan baku pakan, pabrik pakan, pabrik pembibitan GGPS,GPS,PS,FS, usaha budi daya komersial, rumah potong unggas, perusahaan koordinasi kemitraan, cold storage, processing, serta ratusan outlet penjualan diberbagai kota besar.

"Melalui pelaporan online, kami berharap dapat mengetahui yang mana data peternak mandiri yang menjadi anggota asosiasi peternak dan UMKM," ungkap Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Disampaikan Ketut, untuk memperkuat data, pihaknya beberapa kali bertemu dengan Tim Analisa Penyediaan dan Kebutuhan Ayam Ras dan Telur. Dalam pertemuan terakhir pada 14 Maret lalu, tim menganalisis suplai dan kebutuhan atau supply-demand secara periodik. Disimpulkan, hasil produksi DOC Final Stock mampu mencukupi kebutuhan, yang artinya tidak ada over supply.

"Untuk itu, tim berpendapat persoalan di hilir harus segera diselesaikan bersama antarlintas sektor, mengingat urusan daging ayam ini melibatkan banyak pihak," papar Ketut.

Lebih lanjut, Ditjen PKH juga beberapa kali berkoordinasi dengan stakeholder terkait perunggasan, termasuk asosiasi perunggasan nasional. Sebelumnya, dia juga telah mengumpulkan para integrator untuk membahas masalah perunggasan di Indonesia.

Dari pertemuan ini, Kementan mengeluarkan sejumlah rekomendasi seperti pembentukan tim perunggasan lintas Kementerian dan Lembaga terkait untuk menangani permasalahan perunggasan dari hulu sampai hilir. Hal ini dinilai sangat penting dalam penyelesaian masalah secara komprehensif pada usaha perunggasan di Indonesia.

Rekomendasi lain, semua pembibit Grant Parent Stock (GPS) broiler bertanggung jawab terhadap rantai distribusi live bird. Pertanggung jawaban tersebut dari mulai penanganan penyakit, penerapan standar kualitas DOC, peningkatan biosecurity, dan penanganan pascapanen.

Alami Kerugian

Seperti diketahui, peternak ayam mengeluhkan penurunan harga ayam dan bahkan harga daging ayam sempat turun hingga 33 persen menjadi hanya 14.000 rupiah per kilogram (kg). Penurunan tersebut ternyata berlangsung sejak September tahun lalu sehingga membuat peternak merugi.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Singgih Januratmoko, menyebutkan harga pembelian pokok yang ditetapkan pemerintah sebesar 20.000-22.000 rupiah per kg. Artinya, harga yang jatuh hingga 14.000 rupiah benar-benar tidak bisa diterima.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, mengungkapkan anjloknya harga ayam karena ulah perusahaan besar. Menurutnya, korporasi menguasai bisnis ini dari hulu hingga hilir.

"Mereka hampir menentukan kenaikan dan penurunan harga dari hulu ke hilir. Ini tentu bisa membuat peternak kecil bangkrut," tutup Andi.ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top