Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Inspirasi "My Dream" Persembahan Kaum Difabel

Foto : Koran Jakarta/Aloysius Widiyatmaka
A   A   A   Pengaturan Font

Para penyandang tunarungu, tunanetra, atau tunawicara dulu mungkin dianggap kelompok masyarakat yang dianggap "tidak berguna". Mereka dipandang tidak bisa diberdayakan lantaran terlalu banyak kendala: tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, dan tidak bisa berbicara. Jadi terlalu banyak halangan yang mereka sandang.

Tapi itu dulu. Kini para difabel hampir bisa melakukan semua pekerjaan orang 'normal.' Bahkan mungkin yang dilakukan kaum difabel, belum tentu bisa dilakukan mereka yang memiliki kelengkapan indera. Pada hari Jumat (21/6) dalam acara halal bihalal Yayasan Buddha Tzu Chi di Jakarta diputarkan My Dream….

My Dream adalah persembahan kaum difabel Tiongkok, antara lain dalam bentuk tari. Salah satu tari spektakuler adalah Bodisatwa Tangan Seribu. Meski tak bisa mendengar, melihat, dan bicara, mereka bermain sangat mengagumkan.

"My Dream sangat menginspirasi. Bahkan yang tidak difabel saja belum tentu bisa. Orang difabel jauh lebih sulit melakukannya, tetapi mereka mampu dan luar biasa bagus. Saya sendiri merasa tidak bisa melakukannya," kata anggota Timnas basket kursi roda Para Asian Games, Eddy Johan.

Dia berharap, semoga My Dream menginspirasi anak-anak difabel dan orang tua difabel. "Banyak orang tua menyembunyikan anaknya yang difabel. Padahal, difabel bukan keinginan kami," tambah Eddy. Pada Juli nanti, My Dream akan tampil di Jakarta, Medan, dan Surabaya.

Penari Difabel

Sementara itu, dalam halal bihalal itu juga ditampilkan penari difabel Isro Ayu Permata Sari. Dengan lincah dia menarikan tari Dayak seakan tidak difabel. Isro belajar menari menggunakan getaran lantai untuk dicerna. Dia belajar tari sejak umur empat tahun hingga kini semester tiga jurusan hukum sebuah perguruan tinggi.

Yang tak kalah menyedot perhatian adalah penampilan tunanetra Michael Anthony, seorang pianis canggih, yang telah menyabet banyak penghargaan. Uniknya, dia adalah pengagum konduktor dan komponis Addie MS. Dia hafal semua CD-nya. Menurut ibunya, dia tidak bisa tidur menjelang tampil karena mendengar Addie MS akan hadir. Semua terharu karena akhirnya dia dipeluk Addie MS.

"Saya sangat menikmati permainanmu. Kamu main piano dengan rasa. Wajahmu mencerminkan permainan pianomu. Saya tahu kamu sangat menikmati," kata Addie sambil merangkul Michael. Dia bercita-cita ingin manggung bareng Addie. Kemudian, Addie menjanjikan mencari waktu untuk bisa tampil bersama Michel, dan Yayasan Buddha Tzu Chi akan memfasilitasinya.

Menurut Konduktor Twillite Orchestra ini, kaum difabel banyak menyuguhkan anugerah. Melalui mereka saya jadi ingat anugerah Tuhan bagi diri saya.

wid/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top