Ini yang Dilakukan Pemkab Bangka Tengah untuk Tekan Stunting
Pemkab Bangka Tengah menggelar rapat koordinasi dan evaluasi kasus stunting, Senin (14/10).
Foto: ANTARA/AhmadiKoba - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memperkuat peran penyuluh keluarga berencana (PKB) untuk menekan angka prevalensi stunting.
"PKB dan tim pendamping keluarga (TPK) memiliki peran sangat strategis dalam mencegah dan menekan angka stunting," kata Plt Bupati Bangka Tengah Era Susanto dalam kegiatan rapat koordinasi berkelanjutan terkait kasus stunting di Koba, Senin.
Era menjelaskan, kehadiran seluruh PKB dan TPK dalam rapat koordinasi membuktikan komitmen mereka membantu pemerintah dalam mencegah kejadian stunting.
- Baca Juga: Akses desa terisolir
- Baca Juga: Krecek Rebung Lumajang Jadi Warisan Budaya Tak Benda
"Kita harus bisa mencapai Bangka Tengah yang bebasstunting. Mari kita lakukan bersama, kita intervensi kasusstuntinguntuk mendekati target yang diharapkan," ujar Era.
Era mengatakan, untuk merencanakan program percepatan penurunanstuntingdiperlukan adanya analisis situasi agar lebih tepat sasaran dan tepat anggaran.
"Kita berkumpul di sini untuk menganalisis situasi terkini. Penurunanstuntingtidak dapat dilaksanakan dalam waktu singkat, maka diharapkan adanya komitmen bersama agar penanganannya dapat dilakukan secara berkesinambungan," ujarnya.
Kepala DPPKBPPPA Bangka Tengah Dede Lina Lindayanti memaparkan materi terkait dengan tugas dan fungsi TPK dan PKB dalam penanganan stuntingdi lapangan.
"Tugas TPK adalah untuk mendeteksi dini faktor risikostuntingyang bertujuan meningkatkan akses informasi dan pelayanan keluarga dan/atau keluarga berisikostuntingdengan sasaran prioritas calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan baduta 0-23 bulan," jelasnya.
Peranan TPK di lapangan juga harus mendapat dukungan dari penyuluh KB, PKK, Ketua TPPS di tingkat desa dan kelurahan, juga tenaga kesehatan.
"Kita harus tahu data-data di lapangan siapa saja yang termasuk keluarga risiko stuntingsehingga kita tahu siapa yang akan kita dampingi. Jika kita tidak mendampingi, maka terjadilahstunting," ujar Dede.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menargetkan mampu menekan angka stunting hingga 10 persen pada 2024. Saat ini kasus stunting tercatat angka 18,2 persen.
Angka stunting di daerah itu pada 2023 turun menjadi 18,2 persen jika dibandingkan dengan angka pada 2022 yang mencapai 21,2 persen.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Satpol PP DKI Turunkan 3.838 Personel Amankan Pilkada
- Menteri Rosan Promosikan Sektor EBT kepada Investor Inggris
- ESDM Kaji Penghentian Beberapa PLTU Tanpa Bebani Keuangan Negara
- Eastspring Indonesia dan Bank DBS Indonesia Luncurkan Reksa Dana Indeks Eastspring
- Kementerian PU Sebut Padat Karya P3-TGAI Dukung Swasembada Pangan