Ini Ternyata yang Bikin DPR Khawatir Soal Cuti 6 Bulan Bagi Ibu Melahirkan di RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak
Anggota Baleg DPR RI Sondang Tiar Debora Tampubolon dalam rapat harmonisasi Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).
JAKARTA - Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menggelar rapat harmonisasi Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5).
Pada rapat tersebut, dibahas sejumlah pasal yang terindikasi akan memiliki singgungan dengan aturan-aturan yang telah ada, salah satunya terkait hak cuti melahirkan.
Pada Pasal 5 Ayat 2 RUU KIA tertuang bahwa setiap ibu bekerja berhak untuk mendapatkan cuti melahirkan paling sedikit 6 bulan serta adanya masa istirahat bagi ibu yang mengalami keguguran.
Anggota Baleg DPR RI Sondang Tiar Debora Tampubolon mengingatkan perlunya telaah lebih lanjut apakah pasal-pasal yang ada di RUU ini bersinggungan maupun bertentangan dengan undang-undang lainnya.
"Mengenai undang-undang tenaga kerja misalnya, di Pasal 5 itu kan, di Ayat 2 butir B mendapatkan cuti melahirkan paling sedikit 6 bulan. Apakah di Undang-Undang Ketenagakerjaan yang terbaru itu tidak bertentangan? Serta dengan kompensasi-kompensasi yang seharusnya memang sudah didapatkan, supaya ini tidak menjadi kontraproduktif dengan undang-undang yang lain," ungkap politisi PDI-Perjuangan tersebut dikutip dari rilis resmi DPR.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Eko S
Komentar
()Muat lainnya