Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 13 Mei 2021, 14:13 WIB

Ini Jenderal Kostrad yang Sempat Jadi Mahasiswa Kedokteran, Kenyang dengan Operasi di Timor Timur dan Papua

Letjen Burhanuddin Amin.

Foto: Istimewa

JAKARTA - Nasib orang itu tak bisa diduga. Seperti kisah jalan hidup jenderal bintang tiga TNI Angkatan Darat (TNI AD) yang dibesarkan di Kostrad ini. Siapa sangka, dulu ia pernah ingin menjadi dokter.

Bahkan sempat kuliah di Fakultas Kedokteran di sebuah universitas. Namun kemudian, ia memilih untuk menjadi tentara. Masuk Akabri, kemudian karirnya merangkak naik hingga ia pensiun dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal (Letjen) ataujenderal bintang tiga. Bahkan, ia pernah jadi panglima di pasukan pemukul terbesar di TNI, Kostrad.

Siapa jenderal bintang tiga Kostrad yang sempat jadi mahasiswa kedokteran ini? Dia tidak lain adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Burhanudin Amin. Sang jenderal yang lahir di Pendopo, Empat Lawang, Sumatra Selatan pada 5 November 1952 ini merupakan lulusan Akabri tahun 1976.

Ada fakta menarik dari sosok Letjen Burhanuddin Amin. Dia ternyata sempat menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran di FK Unsri pada tahun 1972. Tapi kemudian takdir mengantarkannya untuk jadi tentara. Di TNI, semasa aktif sebagai tentara, Letjen Burhanuddin Amin kenyang dengan operasi tempur. Ia pernah dikirimkan ke operasi militer di Timor Timur tahun 1977 dan 1978. Saat itu ia menjabat sebagai Danton Yonif 711 Kodam XIII/Merdeka.

Operasi militer lainnya yang pernah diikutinya adalah operasi Irian Jaya pada tahun 1984 hingga 1985. Ketika itu ia sedang memegang mandat sebagai Kasi Intel Yonif 712 Kodam XIII/Merdeka. Kemudian dari tahun 1994 sampai 1995, saat sedang menjadi Danyonif 412/Kostrad, ia terlibat dalam operasi militer di Irian Jaya (Papua).

Kemudian, dari tahun 1997 hingga 1998, ia juga kembali dikirimkan ke Papua. Kala itu, ia sedang menjabat sebagaiDanbrigif 6/Kostrad.

Letjen Burhanuddin Amin sendiri pernah menjabat sebagai Danton Yonif 711/Raksatama dari 1977 hingga 1980. Kemudian naik menjadi Danki Yonif 711/Raksatama dari tahun 1980 hingga 1981. Karirnya terus merangkak. Beberapa posisi sembat dipegangnya antara lain sebagai Kasi Intel Yonif 711/Raksatama, Kasi Intel Yonif 712/Wiratama, Kasi Tiknik Rindam V/Brawijaya, Wadanyonif 521/Dadaha Yudha, Kasdim 0814/Jombang, Danyonif 412/Raider Kostrad, Kasbrigif 6/Trisakti Baladaya Kostrad, Waasintel Kaskostrad dan Danbrigif 6/Trisakti Baladaya Kostrad.

Kemudian pada tahun 1998, ia mengikuti pendidikan di Sesko ABRI. Selesai pendidikan, ia dipercaya untuk memangku jabatan Asintel Kaskostrad. Setelah itu dipromosikan menjadiDanrem 062/Tarumanegara. Selesai menjabat sebagai Danrem, Letjen Burhanuddin Amin ditugaskan menjadi Dankorsis Seskoad. Lalu menjadi Kasdivif 1/Kostrad dari tahun 2003 sampai 2005.

Pada tahun 2005, ia menjadi Kasdam IX/Udayana yang dipegangnya sampai tahun 2006. Kemudian jadiWairjenad sampai tahun 2008. Selanjutnya ia ditugaskan ke Lemhanas. Baru pada tahun 2008, ia dipercaya memimpin Kodam Bukit Barisan sebagai Pangdam Bukit Barisan. Jabatan Pangdam Bukit Barisan dipegangnya hingga tahun 2010.

Dan, pada tahun 2010, usai bertugas sebagai Pangdam Bukit Barisan, Letjen Burhanuddin Amin dipromosikan menjadi Pangkostrad menggantikan 2010 Letjen George Toisutta yang naik kelas menjadi KSAD. Letjen TNI Burhanudin Amin sendiri pensiun dari TNI AD pada 5 November 2010.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Agus Supriyatna

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.