Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ini Jejak Karier Moeldoko, Jenderal yang Dituding Hendak Kudeta AHY di Partai Demokrat

Foto : Istimewa.
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nama Jenderal (Purn) Moeldoko, mantan Panglima TNI di era SBY ini tengah jadi sorotan. Kepala Staf Kepresidenan saat ini dituding elit Partai Demokrat, terlibat dalam plot gerakan kudeta menggusur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat.

Adalah Andi Arief, politisi Partai Demokrat yang dengan terang-terangan menyebut nama Moeldoko, sebagai pejabat di lingkaran Presiden Jokowi yang terlibat dalam gerakan merebut Demokrat dari tangan AHY.

Sebelumnya dalam jumpa pers dadakan di kantor Partai Demokrat, AHY juga mengungkap ada gerakan yang dimotori mantan kader Demokrat bersama pihak non kader Demokrat, yang ingin merebut partai yang sedang dipimpinnya.

Putra tertua mantan Presiden SBY ini menyebut pihak non kader Demokrat yang terlibat dalam gerakan 'kudeta' di partainya ini merupakan orang penting di lingkaran Istana. Tidak hanya itu, pensiunan Mayor TNI ini juga mengaku sudah mengirim surat kepada Presiden Jokowi untuk mengklarifikasi isu tersebut.

Siapa Jenderal (Purn) Moeldoko yang dituding Andi Arief sebagai pihak yang ingin merebut Demokrat dari tangan AHY? Jenderal Moeldoko, rupanya bukan jenderal sembarangan.

Berikut jejak karier Moeldoko di militer yang berhasil Koran Jakarta kumpulkan dari beberapa sumber. Moeldoko, adalah pensiunan jenderal bintang empat yang lahir di Kediri pada 8 Juli 1957.

Moeldoko mulai merintis kariernya di TNI selepas lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1981. Di Akmil, Moeldoko sempat menorehkan prestasi membanggakan, berhasil jadi lulusan terbaik di angkatannya dan berhak atas bintang penghargaan bergengsi Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.

Setelah lulus dari Akmil, Moeldoko langsung menjadi Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin. Tahun 1983, iamenjadi Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin. Kariernya terus merangkak naik dengan menjadi Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana.

Selanjutnya, Moeldoko menjadi Perwira Operasi Kodim 1408/BS Makassar. Setelah itu Moeldoko dapat jabatan baru sebagai Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela.

Jabatan lainnya yang dipegang Moeldoko setelah jadi Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela adalah sebagai Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS dan Komandan Yonif 201/Jaya Yudha tahun 1995.

Tahun 1996, Moeldoko dipercaya menjadi Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat. Dua tahun setelah itu, tepatnya tahun 1998, Moeldoko diangkat menjadiSespri Wakasad. Selanjutnya menjadi Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad.

Tahun 1999, Moeldoko mengisi posisi sebagai Komandan Brigif-1/Jaya Sakti. Kariernya kian moncer, setelah dia diangkat jadi Asops Kasdam VI/Tanjungpura.

Dari Tanjungpura, Moeldoko ditarik ke Pussenif dengan menjadi Dirbindiklat Pussenif. Usai menjabat sebagai Dirbindiklat Pussenif, Moeldoko kembali ditarik ke Kodam Tanjungpura. Di Kodam Tanjungpura, Moeldoko dapat posisi baru sebagaiKomandan Rindam VI/Tanjungpura. Jabatan itu mulai dipegangnya dari tahun 2005.

Tahun 2006, Moeldoko naik kelas menjadi Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone. Setahun berikutnya, Moeldoko kembali dapat posisi baru sebagai Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi.

Tahun 2008, Moeldoko ditunjuk sebagai Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD. Di tahun yang sama, Moeldoko dipromosikan menjadi Kasdam Jaya. Tahun 2010, kembali dia naik kelas dengan menjadi Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad.

Bintangnya kian moncer. Tahun 2010,Moeldoko dipercaya menjadi Panglima Kodam XII/Tanjungpura. Di tahun yang sama, dia digeser ke Jawa Barat menjadi Panglima Kodam III/Siliwangi.

Selepas jadi Pangdam Siliwangi, Moeldoko ditarik ke Lemhannas dengan menjadi Wakil Gubernur Lemhannas. Tahun 2013, Moeldoko mengisi posisi sebagai orang nomor dua di TNI AD alias menjadi Wakasad. Di tahun yang sama, Moeldoko kembali dapat promosi menjadi Kasad.

Kariernya pun di TNI sempurna, setelah SBY melantiknya sebagai Panglima TNI. Jabatan sebagai orang nomor satu di TNI dipegangnya dari tahun 2013 sampai dengan 2015, untuk selanjutnya digantikan Jenderal Gatot Nurmantyo. ags/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top