Ini Daftarnya, USU Tambah Enam Guru Besar
Rektor USU Prof Muryanto Amin (kiri) berfoto bersama enam guru besar yang baru dikukuhkan.
Foto: ANTARA/HO-USUMedan - Universitas Sumatera Utara menambah enam guru besar dari berbagai disiplin ilmu yang ke depannya diharapkan dapat semakin membawa kemajuan bagi perguruan tinggi negeri tertua di Sumatera tersebut.
Keenam guru besar tersebut adalah Prof. Kerista Tarigan (Fakultas MIPA), Prof. Charloq Rosa Nababan (Fakultas Pertanian), Prof. Reni Asmara Ariga (Fakultas Keperawatan), Prof. Khairunnisa (Fakultas Farmasi), Prof. Edy Ikhsan (Fakultas Hukum) dan Prof Romi Fadillah Rahmat (Fakultas Ilkom-Ti).
Rektor USU, Prof Muryanto Amin di Medan, Sabtu, mengatakan selama periode 2024 hingga 2025 sudah terdapat 52 guru besar tetap yang dikukuhkan dan berharap para guru besar harus mempertahankan kualitas dan mutu dalam bidang yang ditekuninya.
"Begitu juga mempertahankan dan meningkatkan kinerja tugas tri dharma tidak kalah pentingnya ketika meraih jabatan tertinggi ini bagi seorang guru besar," katanya.
Rektor menambahkan bahwa guru besar harus beradaptasi dengan perkembangan di era globalisasi yang sangat signifikan saat ini.
Penelitian yang akan dilakukan ke depannya juga harus sesuai dengan perkembangan dan dinamika global
"Meskipun tugas tri dharma sudah dilakukan, harus menyesuaikan adanya perubahan," katanya.
Sementara Prof. Edy Ikhsan yang juga Wakil Rektor I USU, mengatakan bahwa guru besar sangat berperan dalam memajukan universitas baik dari segi akademik maupun kontribusi terhadap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Dengan entitas guru besar yang cukup banyak akan memberikan kontribusinya bagi dunia pendidikan dan peradaban," katanya.
Ia mengatakan untuk menunjang jabatan guru besarnya, ia mengatakan melakukan riset yang berkaitan dengan Tanah Adat Suku Melayu yang ada di Sumatera Utara.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa terdapat persoalan serupa terkait masih minimnya perhatian negara dalam memberikan perlindungan terhadap keberadaan tanah adat mereka.
"Riset saya sudah saya mulai sejak 22 tahun yang lalu terkait dengan hilangnya tanah-tanah orang Melayu di Sumatera Utara,” ungkapnya.
Berita Trending
- 1 Daftar Nama Jemaah Haji Khusus Akan Transparan
- 2 Perlu Dihemat, Anggaran Makan ASN Terlalu Besar Rp700 Miliar
- 3 Kejagung dan Kejati Jateng Serahkan Bantuan Korban Tanah Longsor di Kabupaten Pekalongan
- 4 Kota-kota di Asia Tenggara Termasuk yang Paling Tercemar di Dunia
- 5 Liverpool FC Kembali Sampaikan Pesan Unik kepada Fans Surabaya
Berita Terkini
- LPG 3 Kg, Prioritas Pertamina untuk RT Prasejahtera
- WNI yang Berlibur di Malaysia Antusias Sambut Presiden Prabowo
- Kunjungan Museum Mulawarman Melonjak Tiga Kali Lipat di Libur Panjang
- Tim SAR Evakuasi Tiga Warga Terdampak Banjir di Kendari
- Sebanyak 36 KK di Kabupaten Madiun Terdampak Banjir Kiriman