Ini 5 Fakta Menarik tentang Kostrad, Pasukan Pemukul Terbesar TNI
Foto: Istimewa.JAKARTA- Siapa yang tidak kenal dengan Kostrad atau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Kostrad adalah pasukan pemukul terbesar yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI). Markas besarnya ada di Jakarta.
Bagi yang tinggal di Jakarta, apalagi sering lewat seputaran Stasiun Gambir, pasti hapal di mana itu markas Kostrad. Ya, markas besar Kostrad, ada di seputaran Gambir. Tidak jauh dari Stasiun Gambir dan Monumen Nasional (Monas).
Sejak pertama dibentuk, sumbangsih Kostrad dalam menjaga kedaulatan negara sudah banyak sekali. Kostrad adalah salah satu pasukan TNI yang selalu diturunkan ketika terjadi gejolak yang mengancam keutuhan dan kedaulatan negara. Berikut 5 fakta menarik tentang Kostrad, pasukan pemukul terbesar yang dimiliki TNI.
Awalnya bernama Korra Caduad
Kostrad lahir pada 6 Maret 1961. Ketika itu namanya bukan Kostrad. Tapi Korps Tentara Ke-1/Cadangan Umum Angkatan Darat (Korra I/Caduad).
Korps pasukan ini lahir berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad Nomor : Mk/KPTS 54/3/1961 tanggal 6 Maret 1961. Pimpinan TNI AD saat ini ingin memiliki sebuah satuan cadangan strategis yang bisa dikerahkan kapan saja atau bersifat mobil. Dan punya kemampuan operasional lintas udara yang siap diterjunkan di seluruh wilayah Indonesia.
Jenderal Soeharto, komandan pertamanya
Sebagai kekuatan inti, awalnya hanya satu divisi yakni Divisi Infanteri -1 Korra I/Caduad. Komandan pertamanya tidak lain adalah Soeharto yang ketika itu berpangkat Brigadir Jenderal alias jenderal bintang satu. Ketika digelar operasi Trikora di bawah komando Mandala untuk membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda, Kostrad yang ketika itu masih bernama Korra I/Caduad salah satu tulang punggung kekuatan. Ikut diterjunkan ke Irian.
Resmi berubah nama jadi Kostrad
Baru pada tanggal 15 Agustus 1963, Korra I/Caduad resmi berubah nama. Satuan ini resmi menjadi Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad Nomor : KPTS-178/2/1963 tanggal 19 Februari 1963. Panglimanya, tetap Jenderal Soeharto.
Seperti diketahui sejarah mencatat, pada tahun 1965, meletus peristiwa yang dikenal dengan sebutan G30S PKI. Jenderal Soeharto yang ketika itu jadi Pangkostrad, tampil jadi orang nomor satu di Angkatan Darat menggantikan Jenderal Ahmad Yani yang ikut terbunuh bersama lima jenderal lainnya dalam peristiwa 1965.
Sejarah juga mencatat, setelah menerima Surat Perintah 11 Maret yang dikenal dengan nama Supersemar, Soeharto melakukan konsolidasi kekuatan, menumpas pemberontakan dan membubarkan PKI yang dianggap jadi dalang peristiwa G30S PKI.
Banyak lahirkan tokoh penting
Dengan berbekal Supersemar pula, Jenderal Soeharto berhasil mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban. Sejak saat itu, pamor Soeharto mencorong. Bahkan perlahan, menggerogoti pamor Bung Karno yang mulai meredup pasca peristiwa G30S PKI. Akhirnya, sejarah mencatat, Jenderal Soeharto menggantikan Bung Karno sebagai Presiden.
Maka, Soeharto pun jadi Panglima Kostrad pertama yang sukses Presiden. Setelah itu, jejak Soeharto diikuti oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga alumni Kostrad. Namun meski sama-sama pensiunan bintang empat, SBY tidak pernah jadi Pangkostrad.
Tokoh nasional lainnya yang pernah jadi Pangkostrad, antara lain, Wiranto, mantan Panglima TNI dan eks Menko Polhukam. Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu, mantan Menteri Pertahanan dan Letjen (Purn) Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan saat ini, juga pernah jadi Pangkostrad.
Jenderal (Purn) Moeldoko, eks Panglima TNI yang kini jadi Kepala Staf Kepresidenan, sempat pula jadi Pangkostrad. Begitu pun dengan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI. Sebelum naik kelas jadi KSAD, Gatot sempat jadi Pangkostrad dulu. Dan masih banyak tokoh lainnya yang pernah menjabat sebagai Pangkostrad.
Berhasil tembak mati Santoso, gembong teroris Poso
- Baca Juga: Densus Tangkap Seorang Terduga Teroris di Tasikmalaya
- Baca Juga: Harus Realistis, Tunda Tarif PPN 12%
Selain banyak malang melintang di berbagai palagan, ada satu prestasi yang ditorehkan pasukan Kostrad di Poso. Pasukan Kostrad yang tergabung dalam Satgas Tinombala sukses menewaskan Santoso, gembong teroris yang kerap menebar teror di Poso, Sulawesi Tenggara. Pasukan Kostrad yang sukses tembak mati Santoso ini berasal dari Batalyon Raider 515 Kostrad. ags/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Agus Supriyatna
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Arsenal Berambisi Lanjutkan Tren Kemenangan di Boxing Day
- 4 Gerak Cepat, Pemkot Surabaya Gunakan Truk Tangki Sedot Banjir
- 5 Tanda-tanda Alam Apa Sampai Harimau Sumatera Muncul di Pasaman dengan Perilaku Unik
Berita Terkini
- Percepat Swasembada Pangan, 130.000 Ha Lahan Pertanian Lampung Dibangun Irigasi
- Ronaldo Sebut Gelar Ballon d'Or 2024 untuk Rodri Tidak Adil
- Ronaldo Raih Globe Soccer Award sebagai Top Scorer Sepanjang Sejarah
- Jadwal Liga Inggris: Manchester City Hadapi Leicester, MU Jamu Newcastle
- H+2 Natal, Lalu Lintas di Semua Ruas Tol Regional Nusantara Meningkat