Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Inggris Umumkan Vaksin Virus Korona Potensial 

Foto : AFP/Steve Parsons

Penelitian Vaksin - Pangeran William dari Kerajaan Inggris (kedua dari kiri) mengenakan APD saat meninjau laboratorium penelitian vaksin Covid-19 di Oxford, London, pada 24 Juni lalu. Pada Kamis (16/7), media Inggris melaporkan bahwa harapan bagi dikembangkannya vaksin Covid-19 yang efektif semakin mendekati kenyataan setelah ada penelitian yang menunjukkan hasil positif yang potensial.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Harapan bagi dikembangkannya vaksin Covid-19 yang efektif dalam waktu dekat, semakin mendekati kenyataan setelah dua penelitian terpisah menunjukkan hasil positif yang potensial. Hal ini dilaporkan media Inggris pada Kamis (16/7).

"Sebuah uji coba di University of Oxford menunjukkan vaksin purwarupa yang dihasilkan memiliki respons imun terhadap virus," demikian laporan surat kabar Daily Telegraph. "Sampel darah yang diambil dari sekelompok sekitar 1.000 sukarelawan yang diberi vaksin, berhasil merangsang antibodi dan 'sel-T pembunuh'," imbuh harian asal Inggris itu.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa sel-T dapat tetap di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan membantu melawan virus.

"Hasil uji coba ini diharapkan akan diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet edisi pekan depan," demikian pernyataan dari University of Oxford.

Potensi untuk mengembangkan vaksin ini terjadi setelah setelah perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS), Moderna, mengatakan pada Selasa (14/7) lalu bahwa mereka akan memulai tahap akhir uji coba pada manusia untuk kandidat vaksinnya pada 27 Juli.

Kandidat vaksin Moderna dikatakan memiliki hasil yang menjanjikan dari pengujian sebelumnya. Sebanyak 30.000 orang AS diperkirakan akan ambil bagian dalam pengujian ini.

Moderna dianggap berada di posisi terdepan dalam perlombaan global untuk mendapatkan vaksin. Studi ini akan berjalan hingga Oktober 2022 tetapi hasil awal harus tersedia sebelum batas waktu itu.

Studi tersebut adalah progres terbaru yang akan menginspirasi harapan untuk mengembangkan vaksin setelah hampir 600.000 kematian dan 13,4 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia sejak wabah dimulai di Tiongkok pada akhir tahun lalu.

Pada saat bersamaan, BioNTech, sebuah perusahaan Jerman dalam kemitraan dengan raksasa farmasi AS, Pfizer, melaporkan bahwa mereka juga berencana untuk melakukan uji coba sendiri pada vaksin yang melibatkan 3.000 orang.

Peretasan

Sementara itu badan keamanan siber Inggris pada Kamis menuduh kelompok peretasan yang diduga merupakan bagian dari dinas intelijen Russia, sedang mencoba mencuri penelitian atas vaksin virus korona yang potensial.

National Cyber Security Center (NCSC) mengatakan serangan oleh kelompok APT29 sedang berlangsung tetapi target sejauh ini termasuk organisasi penelitian dan pengembangan vaksin Inggris, AS dan Kanada.

"NCSC menilai bahwa APT29 alias Dukes atau Cozy Bear, hampir pasti bekerja bagi Dinas Intelijen Russia," kata badan keamanan siber Inggris itu.

Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menyatakan kemarahannya atas temuan informasi yang dipublikasikan bersamaan dengan sebuah seruan tentang bagaimana organisasi dapat membantu melindungi diri mereka dari serangan dunia maya.

"Benar-benar tidak dapat diterima bahwa Badan Intelijen Russia menargetkan mereka yang bekerja untuk memerangi pandemi virus korona," kata Menlu Raab. "Sementara orang lain mengejar kepentingan egois mereka dengan perilaku sembrono, Inggris dan sekutunya melanjutkan kerja keras untuk menemukan vaksin dan melindungi kesehatan global. Oleh karena itu Inggris akan terus melawan mereka yang melakukan serangan cyber seperti itu, dan bekerja dengan sekutu kami untuk meminta pertanggungjawaban pelaku," pungkas dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top