Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga | Komoditas Pangan Cabai Alami Lonjakan Harga sejak Juni Lalu

Inflasi Pangan Perlu Diantisipasi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - DPR RI menyoroti kenaikan harga pangan dalam beberapa waktu terakhir. Lonjakan tersebut dikhawatirkan memicu terjadinya inflasi pangan di dalam negeri. Karena itu, pemerintah diminta secepatnya mengantisipasi inflasi pangan agar tidak menimbulkan efek domino bagi kehidupan masyarakat.

Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, menilai lonjakan harga pangan ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Untuk itu, dia meminta semua pihak dari berbagai elemen pemerintah segera memberikan perhatian serius terhadap volatilitas harga pangan.

"Jika ini dibiarkan berlarut-larut, akan mengguncang kondisi ekonomi masyarakat karena daya beli mereka semakin menurun," tutur Akmal di Jakarta, akhir pekan lalu.

Legislator asal daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Selatan II ini mengingatkan apabila tingginya harga pangan terus menerus dibiarkan, kondisi tersebut bisa memicu efek domino yang berbuntut mempengaruhi sektor lain. Bahkan, Kementerian Keuangan sudah memahami ada ancaman inflasi pangan.

"Karena sensitifnya harga pangan terhadap inflasi, stok cadangan pangan mesti menjadi kebijakan pemerintah dalam mengelola manajemen krisis. Jangan sampai salah langkah mengelola stok, karena mengelola produksi kita masih kewalahan. Manajemen stok mesti baik, dan peningkatan produksi beras, cabai, bawang merah, telur dan daging ayam, ikan, serta minyak goreng masih dapat dilakukan karena komoditas ini potensial untuk meningkat jumlah produksinya," jelas Akmal.

Seperti diketahui, harga salah satu komoditas pangan, cabai melonjak sejak awal Juni lalu. Kenaikan harga tersebut dipengaruhi penurunan produktivitas pertanaman sebagai dampak cuaca ekstrem dengan ditandai curah hujan lebih tinggi dibanding rerata kondisi normal dan berlangsung hingga saat ini.

Tambah Pasokan

Untuk meredam gejolak harga, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menambah pasokan cabai ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ). Sebab, kenaikan harga cabai sejak Juni lalu membebani konsumen.

Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari, selaku Pelaksana harian (Plh) Direktur Jenderal Hortikultura memantau pasokan cabai di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) yang didatangkan dari Sumedang dan Garut sebanyak 5,45 ton dengan rincian 1,95 ton dari Sumedang dan sisanya dari Garut.

"Dengan upaya tambahan pasokan ini diharapkan harga cabai semakin turun, tidak lagi pedas meskipun rasanya tetap pedas " papar Retno di Jakarta, Minggu (10/6). "Dengan begitu, harapannya inflasi bisa ditekan," tambahnya.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha, yang mendampingi Retno menyebut penambahan pasokan cabai ke PIKJ ini berlangsung beberapa hari ke depan yang didatangkan dari wilayah sentra Jawa, seperti Sumedang, Garut, Magelang.

Selain menambah pasokan cabai yang dipasok dari sentra Jawa juga didistribusikan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) dan delapan titik lokasi di DKI Jakarta sebagai tindak lanjut dari kesepakatan atau MOU Kementan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top