Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga - Kenaikan Tarif Angkutan Umum Kerek Inflasi pada Bulan Lalu

Inflasi Juni Lampaui Ekspektasi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta akarta akartaakarta - Laju inflasi kembali memanas selama bulan lalu karena bertepatan dengan Ramadan, Idul Fitri, dan libur sekolah. Bahkan, inflasi pada Juni jauh di atas prediksi pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Juni 2018 mencapai 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau month-to-month (mtm).

Angka tersebut meningkat dibandingkan catatan pada bulan sebelumnya sebesar 0,21 persen secara mtm. Bahkan, capaian inflasi pada Juni lalu di luar perkiraan pemerintah. Awal bulan lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, optimistis inflasi pada Juni 2018 cenderung sama dengan bulan sebelumnya, yakni di rentang 0,2-0,25 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan tarif angkutan umum pada periode Lebaran menjadi pemicu inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. "Karena ini adalah periode Lebaran dan ada liburan panjang menyebabkan permintaan meningkat," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (3/7).

Suhariyanto menjelaskan kontribusi dari tarif angkutan ini menyebabkan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 1,5 persen. Kenaikan tarif angkutan udara menyumbang andil inflasi sebesar 0,15 persen, diikuti tarif angkutan antar kota dengan andil inflasi 0,08 persen dan tarif kereta api dengan andil inflasi 0,01 persen.

Dengan inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Juni tercatat sebesar 1,9 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 3,12 persen. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, mengatakan laju inflasi Juni 2018 yang merupakan periode Ramadan dan Idul Fitri termasuk salah satu yang terendah dibandingkan beberapa tahun terakhir.

"Menjaga inflasi yang stabil di tingkat yang rendah itu penting karena komponen penting di dalam PDB adalah konsumsi," kata Suahasil. Dia mengatakan pertumbuhan konsumsi itu bisa dicapai kalau pendapatan masyarakat naik dan inflasinya rendah sehingga daya beli masyarakat tidak termakan oleh inflasi yang tinggi. Karena itu, dia menilai upaya menjaga inflasi penting. Kebijakan pemerintah seperti membuat harga BBM bersubsidi dan listrik bersubsidi tetap merupakan upaya untuk menjaga inflasi.

Pantauan di Daerah

Sementara itu, di Jawa Barat (Jabar), momen Ramadan dan Idul Fitri pada Juni 2018 membuat sejumlah harga kebutuhan pokok naik sehingga berdampak pada inflasi di daerah tersebut pada Juni sebesar 0,47 persen. Kepala BPS Jabar, Dodi Herlando, mengatakan semua kota yang menjadi pantauan BPS mengalami inflasi di mana Kota Cirebon, Depok, dan Bogor mengalami inflasi tertinggi.

"Dari tujuh kota pantauan seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,65 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,45 persen, Kota Bandung sebesar 0,48 persen, Kota Cirebon sebesar 0,69 persen, Kota Bekasi sebesar 0,17 persen, Kota Depok sebesar 0,69 persen, dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,59 persen," jelasnya, Senin (2/7).

Dodi mengatakan inflasi terdorong oleh kenaikan harga bahan makanan. Adapun kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,69 persen.

Ant/tgh/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top