Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi l 51,8% Potensi Pekerjaan Akan Hilang saat Revolusi Industri 4.0

Industrialisasi Harus Dipacu Kembali

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Saat ini, Indonesia mulai memperlihatkan tanda-tanda menuju deindustrialisasi karena pertumbuhan sektor manufaktur relatif landai dan belum menunjukkan adanya pembenahan.

Jakarta - Industrialisasi dinilai sangat penting untuk merealisasai tujuan perekonomian nasional. Selain bisa membantu mencapai sejumlah target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), industrialisasi dapat memperkuat transformasi ekonomi nasional.

"Meskipun era Revolusi Industri 4.0 akan memberikan banyak tantangan, namun saya berpandangan sisi positifnya akan jauh lebih besar, dan bukan tidak mungkin Revolusi Industri 4.0 dapat membantu Indonesia mencapai tujuan dalam SDGs," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, dalam Seminar Indonesia Forum 2018: Sustainable Development Goals (SDGs) di Era Revolusi Industri 4.0 di Jakarta, Jumat (7/12).

Menurut dia, keberadaan revolusi industri 4.0 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan perekonomian ke depan. Di satu sisi, digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam aktivitas ekonomi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern, serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen.

Namun di sisi lain, perkembangan revolusi industri 4.0 berpotensi menyebabkan hilangnya pekerjaan di dunia.

Studi Mckinsey memperkirakan 60 persen jabatan pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di Indonesia diperkirakan 51,8 persen potensi pekerjaan yang akan hilang.

Bambang menuturkan, revolusi Industri 4.0 mengubah proses produksi dengan cepat, yang berdampak pada pekerjaan dan produktivitas di berbagai sektor ekonomi. Perubahan cepat tersebut menuntut pelaku ekonomi untuk merespon dengan cepat pula dengan solusi yang baru dan berbeda.

Untuk keluar menjadi pemenang dan memastikan manfaat yang diterima dirasakan bersama, lanjut menteri, prinsip SDGs leaving no one behind, inovasi, dan peran kewirausahaan merupakan kunci utama.

Transformasi Ekonomi

Pada kesempatan berbeda, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Mardiasmo, mengingatkan penguatan transformasi ekonomi di Indonesia membutuhkan kemajuan dalam bidang industri serta diversifikasi di berbagai sektor ekonomi.

"Penguatan transformasi struktur ekonomi melibatkan industrialisasi dan diversifikasi ekonomi," kata Mardiasmo dalam penutupan seminar di Nusa Dua, Bali, Jumat pekan ini.

Dia menjelaskan saat ini Indonesia mulai memperlihatkan tanda-tanda menuju deindustrialisasi, karena pertumbuhan sektor manufaktur relatif landai dan belum menunjukkan adanya pembenahan. "Tenaga kerja di sektor pertanian menurun, karena berpindah ke sektor jasa. Kondisi ini menyebabkan sektor manufaktur relatif stagnan," katanya.

Untuk itu, pemerintah mulai mendorong perbaikan di sektor manufaktur dengan memperbaiki perizinan berusaha agar investasi berbasis ekspor dan subtitusi impor makin tumbuh. Pembenahan ini juga dilakukan agar peringkat kemudahan berusaha Indonesia bisa mencapai peringkat 40 sesuai arahan Presiden. Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top