Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Industri Mamin Diyakini Tumbuh 5 Persen

Foto : Istimewa.

Konferensi pers pelaksanaan pameran SIAL Interfood di Jakarta, Rabu (2/11).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -Sejumlah kalangan optimistis industri makanan dan minuman (mamin) akan tumbuh di atas lima persen hingga akhir 2022, meskipun saat ini Indonesia dan banyak negara lain dihadapkan pada risiko resesi ekonomi serta ancaman krisis energi dan pangan.

Data (Kemenperin) menyebutkan pada triwulan II-2022 pertumbuhan PDB industri mamin mencapai 3,68 persen dengan kontribusi terhadap total PDB sebesar 38,38 persen. Ekspor pada periode itu tercatat 35,99 miliar dollar AS kemudian realisasi investasi mencapai 41,37 triliun rupiah.

Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika meyakini industri mamin saat ini sudah mulai rebound. Bahkan sektor industri mamin menjadi kontributor utama terhadap kinerja industri pengolahan non-migas.

"Jadi industri mamin ini kontributor paling besar dan paling strategis, ekspor kita terus berkembang dan lebih bagus dari sebelum Covid, ekspor surplus 23,23 miliar dollar AS," ucap dia dalam konferensi pers SIAL Interfood, Rabu (2/11).

Untuk mendukung pertumbuhan industri mamin, pemerintah siap memberikan fasilitas dengan berbagai kebijakan strategis, seperti dukungan terhadap kemudahan akses pasar atau pemasaran seperti pelaksanaan pameran SIAL Interfood ini.

Diharapkan dengan ajang ini bisa memberikan perluasan akses pasar terhadap industri mamin dalam negeri.

"Ini menjadi gambaran yang cukup bagus bagi industri mamin, jadi kita akan terus mencoba memperkuat pengembangan industri baik, yang eksisting atau industri baru," papar Ardika.

Pada kesempatan yang sama Dirjen Industri Kecil Aneka dan Makanan (Ikma) Kemenperin, Reni Yanita menegaskan banyak IKM mamin yang berada di bawah binaannya yang didorong untuk menjajaki pasar ekspor.

"Kami fasilitas mereka pada berbagai pameran termasuk pameran bertaraf internasional,"ungkapnya. Sektor ini lanjut Reni sangat prospektif karena Indonesia punya banyak sumber daya alami (SDA) yang bisa menjadi bahan baku IKM mamin.

Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman pada kesempatan yang sama optimistis harusnya bisa mencapai lima persen, kalau kita lihat dari ekspor meningkat, investasi meningkat.

"Tahun lalu hanya 2,5 persen. Khusus September 2022 dibandingkan tahun lalu, ekspor produk pangan melonjak 2,7 kali lipat. Ini sinyal sangat bagus karena di tengah kesulitan ekonomi dunia, tetapi pangan tetap dibutuhkan," ujarnya.

Dia mengatakan pelaku industri mamin saat ini sudah mulai menyiapkan diri memenuhi permintaan yang bakal meningkat pada momentum puasa dan Lebaran tahun depan. Untuk itu, produsen sudah mulai mendata permintaan dari pemasok atau peritel.

"Kita siapkan diri kerja sama dengan ritel untuk persiapan puasa dan Lebaran tahun depan. Beberapa sudah minta pengiriman sejak Desember. Kita sedang persiapan untuk tingkatkan pasokan untuk disebar ke berbagai daerah, jadi kita optimistis mamin tetap tumbuh," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top