Industri Kelapa Sawit Jadi Andalan Ekonomi Nasional
Foto: ANTARA/Yulius Satria WijayaBADUNG - Pemerintah diminta berperan aktif mendorong pertumbuhan industri kelapa sawit nasional. Sebab, industri kelapa sawit sudah menjadi bagian penting dalam mendorong ekspor komoditas nasional. "Peran industri kelapa sawit makin penting dalam penyokong perekonomian nasional. Nilai ekspor sawit bertahan di urutan kedua penghasil devisa negara," tutur Ketua Bidang Komunikasi, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi kepada media di Badung, Bali, Rabu (30/10).
Menurutnya, sumbangan devisa dari ekspor kelapa sawit sebesar 23 miliar dollar AS pada 2017, dan pada 2018 menyumbang 21 miliar dollar AS serta tahun ini diperkirakan akan turun lagi. "Nilai ekspor sawit lebih rendah sedikit dibanding pariwisata," kata Topan. Tren penurunan nilai ekspor sawit karena salah satunya dirundung berbagai isu negatif dan tren harga jual kepapa sawit dunia yang masih menurun.
Kendati begitu, dalam beberapa bulan terakhir harga sawit dunia mulai menggeliat kembali. Perkembangan hingga Agustus lalu, harga CPO masih kurang menggembirakan. Sempat mengalami masa kejayaan selama periode 2012 dan 2013, harganya sempat 1.100 dollar AS.
Sekarang ini harga jual sawit dunia sekitar 460 dollar AS per ton. Apabila dikurangi biaya produksinya sekitar 450 dollar AS, jadi hanya ada margin 10 dollar AS per ton. Namun saat ini audah kembali menggeliat sekitar 600-an dollar AS per ton.
Kampanye Negatif
Belum lagi, lanjut Topa Mahdi, industri kelapa sawit didera isu negatif perusak lingkungan. Seperti akhirakhir ini ancaman kebakaran hutan yang dituduh titik api berasal dari lahan kelapa sawit ternyata tidak benar. Titik api dari kebun sawit hanya sekitar 11 persen saja, sedangkan areal Hutan Tanaman Industri mencapai 25 persen dan penyumbang terbesar adalah areal lahan warga dan wilayah konservasi.
Menurut Topan Mahdi, industri kelapa sawit merupakan milik bangsa sehingga semua memiliki kepentingan untuk mengembangkannya karena menyerap investasi serta membuka lapangan kerja. Untuk memahami industri sawit, Gapki menggelar pertemuan sawit dunia yakni IPOC tahun 2019.
"Animonya makin kuat, seperti jurnalis yang meliput terus bertambah dari 30 media menjadi 60 media, lokal dan asing. Ini memperlihatkan induatri sawit sudah menjadi perhatian semua." Topan mengatakan, pagelaran IPOC (International Palm Oil Conference) pada 2019 merupakan pertemuan terbesar kelapa sawit di dunia yang dilakukan di Bali pada 31 Oktober 2019-1 Novembwr 2019.
Kegiatan ini akan dihadiri sekitar 2000-an peserta dalam dan luar negeri. "Didalam pertemuan ini, dibahas semua isu tentang kelapa sawit. Hari terakhir, membahas outlook harga sawit kedepan. Pembahasan akhir ini menjadi perhatian pelaku sawit nasional," katanya.
suh/E-10
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 3 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 4 Pusat perbelanjaan konveksi terbesar di Situbondo ludes terbakar
- 5 Ini Cuplikan Tema Debat Ketiga Pilkada DKI