Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konferensi OKI

Indonesia Siap Berkontribusi di Bidang Iptek

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, mengatakan Indonesia siap bekerja sama dan memberikan kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Kita menyambut baik agenda kerja sama Iptek di antara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ini. Yang segera bisa kita lakukan adalah kerja sama bidang pendidikan, pelatihan, dan riset," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Puan saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menghadiri konferensi OKI tentang Pengembangan Iptek di Astana, Kazakhstan, mengatakan riset pengembangan teknologi komunikasi, konstruksi, energi, pertanian serta kelautan di Indonesia sudah cukup maju dan bisa berkontribusi dalam kerangka kerja sama Iptek negara-negara OKI.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan negara-negara Islam agar lebih mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sehingga tidak ketinggalan dengan negara lain. "Kita di OKI terlalu banyak konvensi, diskusi, seminar. Yang kami inginkan implementasi satu per satu," katanya.

Wapres mengatakan, sebenarnya teknologi di negara-negara Islam sudah cukup baik dan maju seperti di Kazakhstan, Turki, Iran, dan Pakistan. Karena itu, sebagai negara yang tergabung dalam OKI yang besar penduduknya harus bisa mengimplementasikan teknologi tersebut.

Indonesia menjadi salah satu delegasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI tentang Ilmu pengetahuan dan teknologi yang digelar pertama kalinya di Astana, Kazakhstan.

Lebih lanjut, Wapres mengatakan Indonesia dalam KTT yang dihelat pada 10-11 September 2017 itu akan menawarkan beberapa teknologi yaitu terkait teknologi pangan dan pengelolaan air.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, menambahkan bahwa sangat penting ke depan Indonesia memang harus menjadikan motor penggerak dalam riset bidang teknologi bidang pangan.

Dia juga mengatakan, selain itu juga dalam pembicaraan tingkat menteri, Indonesia juga membahas tentang teknologi dibidang kemaritiman. "Ini sangat penting karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar. Kita sudah lakukan pembicaraan tentang perkembangan maritim, baik keanekaragaman hayatinya maupun konekting yang terkait dengan perkapalan," tambah Nasir.

Pada KTT tersebut delegasi Indonesia juga mengikutsertakan lima rektor serta satu dekan sehingga diharapkan dapat melihat langsung perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara Islam lain dalam internasional Expo 2017 tentang energi masa depan. cit/E-3

Komentar

Komentar
()

Top