Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Nasional - Generasi Muda Harus Siap Hadapi Perubahan

Indonesia Masih Kekurangan Waduk

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

DOMPU - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia masih kekurangan waduk atau bendungan. Bila dibandingkan dengan negara -negara lain, Indonesia jauh tertinggal.

Di Amerika Serikat (AS), mereka memiliki 6.100 bendungan, Tiongkok 110.000 bendungan, dan Jepang 3.000 bendungan. Sementara Indonesia baru memiliki 231 waduk atau bendungan.


"Artinya, kita masih kekurangan banyak sekali waduk maupun bendungan. Dan di NTB saya kira akan diselesaikan lima waduk, lima," ucap Presiden Jokowi saat meresmikan Bendungan Tanju, di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (30/7).


Jokowi tiba di Bendungan Tanju sekitar pukul 11.02 WITA dengan menggunakan helikopter setelah bertolak dan meninjau lokasi terdampak gempa bumi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Presiden datang ke Bendungan Tanju didampingi Ibu Negara Iriana, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Kehadiran Presiden disambut oleh Bupati Dompu, H Bambang M Yasin, dan Bupati Bima, Hj Indah Damayanti Putri.


Presiden Jokowi memberikan apresiasi karena pembangunan bendungan Tanju bisa diselesaikan tepat waktu. Kepala Negara berharap, bendungan tersebut dapat meningkatkan komoditas pertanian di Dompu.


"Hari ini saya sangat senang sekali Bendungan Tanju telah selesai. Waduk ini akan segera memberikan irigasi air ke 2.250 hektare lahan. Daya tampung bendungan ini gede sekali, 18 juta meter kubik.

Oleh sebab itu, melalui bendungan ini kita harapkan nanti komoditas pertanian bisa meningkat dan bisa naik dengan cepat," harap Jokowi.


Jokowi mengatakan kunci pembangunan di NTB ini adalah ada air. "Kalau tidak ada air misalnya di Dompu ini, mau ditanam apa?" kata Presiden.


Dalam peresmian itu, Presiden menyebutkan Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara luar, seperti Tiongkok dan Jepang yang memiliki banyak waduk atau bendungan.

"Di Tiongkok ada 110.000 waduk, Jepang 3.000. Di negara kita hanya ada 231. Artinya, kita masih kekurangan waduk dan bendungan, dan di NTB segera akan diselesai 5 waduk, termasuk yang terbanyak dari provinsi yang lain," kata Presiden.


Perubahan Zaman


Setelah meresmikan Waduk Tanju, Presiden bertemu dengan civitas akademika Universitas Teknologi Sumbawa, Senin petang.

Presiden mengingatkan tantangan terberat Bangsa Indonesia ke depan adalah perubahan zaman yang begitu sangat cepat. McKenzie Global Institute menyebutnya dengan istilah revolusi industri 4.0.


"Kecepatan perubahannya 3.000 kali dari industri yang pertama, 3.000 kali kecepatan perubahannya," kata Presiden di hadapan civitas akademika Universitas Teknologi Sumbawa.


Perubahan yang sangat cepat sekali itu harus bisa diantisipasi oleh universitas. Perguruan tinggi diharapkan menyiapkan para mahasiswa agar mampu menghadapi perubahan-perubahan itu.


"Kalau yang tua-tua sudah sulit, yang muda-muda diharapkan bisa semuanya mengatasi perubahan sebagaimana disampaikan oleh McKenzie Global Institute itu," tegas Presiden.


Presiden menunjuk contoh kecepatan perubahan itu. Artificial intelligence, advanced robotic, 3D printing, saat ini bisa membuat rumah hanya dalam waktu 24 jam, dengan 3D (tiga dimensi) printing.


"Menyapu, membersihkan airport sekarang tidak pakai manusia, di dekat kita di Changi Airport, pakai robot sudah ada.

Industri-industri besar yang sudah masuk industri otomotif, pakainya robot semua. Artinya apa? Dibutuhkan persiapan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang diharapkan," terang Presiden. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top