Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Komoditas Perikanan

Indonesia Incar Pasar Ekspor AS dan Eropa

Foto : istimewa

Rifky Effendi Hardijanto

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Pemerintah terus mendorong ekspor tiga komoditas produk perikanan yang saat ini menjadi primadona, yakni udang, tuna dan patin. Setelah negara pesaing pelan-pelan meninggalkan pasar Amerika Serikat (AS), pesaing itu pula mulai meninggalkan pasar Uni Eropa (UE) karena terkendala masalah kontrok ketat terhadap kualitas atau quality control.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Rifky Effendi Hardijanto menyebutkan Vietnam yang merupakan pesaing RI dalam ekspor patin mulai kesulitan menembus pasar UE. Sebelumnya negara itu juga mengalami hambatan menembus pasar AS.

"Kita harus manfaatkan peluang ini dengan perluas pangsa pasar di Amerika Sarikat dan Uni Eropa. Selain itu juga pasar Timur Tengah. RI punya tiga komoditas unggulan yakni udang tuna dan patin asalkan quality control-nya benar-benar dijaga, harus benar-benar higienis," jelasnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, dari ketiga komoditas tersebut, nilai ekspor udang menduduki peringkat tertinggi, yakni mencapai 1.302,5 juta dollar AS atau 37 persen dari total ekspor produk perikanan RI. Itu meningkat empat persen dari periode sama pada 2017 atau year-on-year (yoy).

Kedua, ditempati oleh tuna dengan nilai ekspor sebesar 433,6 juta dollar AS atau 12,3 persen dari total nilai ekspor produk perikanan RI. Angka itu meningkat 21,9 persen secara yoy.

Untuk patin, produksinya di Indonesia masih rendah yakni 437 ribu ton, jauh dibandingkan dengan Vietnam yang mencapai 1,195 juta ton. Kendati produksi masih minim, KKP berkomitmen meningkatkan ekspor tuna dan patin.

Selain menjaga higienitas, KKP juga mendorong pakan mandiri yang akan dikembangkan oleh usaha kecil dan industri. Pengembangan mandiri tersebut dimaksudkan untuk menekan impor pakan yang tinggi bagi tiga komoditas tersebut. Di sisi lain, pakan RI kebanyakan diimpor sehingga berpengaruh terhadap harga jual ikan, apalagi melihat fluktuasi rupiah yang terus melemah.

"Dengan dikembangnya pakan mandiri diharapkan harga jual ikan baik di pasar domestik maupun pasar ekspor semakin murah. Tentunya ini sangat baik dalam upaya merebut pasar," tegas Rifky.

Pengelolaan "Branding"

Khusus untuk patin, Indonesia baru saja meluncurkan produk baru dengan brand "Indonesian Pangasius - The Better Choice", berbarengan dengan pameran SEAFEX di Dubai pada 30 Oktober 2018. Setelah branding ini, patin diharapkan akan menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan yang mampu memanangkan pasar dunia.

Patin atau Indonesian Pangasius ini memiliki keunggulan yang dikembangkan dengan probiotik dan dibudidayakan dalam kolam dengan air tanah bersih dan dengan kepadatan lebih rendah dibandingkan negara lain.

Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Indonesia, Djoko Maryono menambahkan, selain produksi pihaknya juga ingin mendorong adanya industri sektor perikanan. Forikan ingin, dalam industri, ikan bisa diolah menjadi bahan makanan yang praktis, simple, sehingga masyarakat lebih mudah untuk mengkonsumsi ikan.ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top