Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

India Tetapkan Batas Emisi Hidrogen Penuhi Syarat Energi Hijau

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Energi Baru dan Terbarukan mengumumkan bahwa pemerintah India telah menetapkan batas emisi dua kilogram karbondioksida untuk setiap kilogram yang diproduksi untuk diklasifikasi sebagai energi hijau dari sumber-sumber terbarukan.

Kementerian ini mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemberitahuannya akan memberikan kejelasan yang telah ditunggu-tunggu untuk produksi hidrogen ramah lingkungan di India.

"Dengan pemberitahuan ini, India menjadi salah satu dari beberapa negara pertama di dunia yang mengumumkan definisi Hidrogen Hijau," kata kementerian tersebut dalam pernyataannya, yang merinci emisi apa saja yang akan diperhitungkan, dikutip dari Reuters, Selasa (22/8).

India ingin menjadi pusat global untuk produksi hidrogen hijau dan menargetkan produksi tahunan sebesar 5 juta metrik ton bahan bakar pada tahun 2030, yang akan mengurangi sekitar 50 juta metrik ton emisi karbon dan menghemat lebih dari $12 miliar untuk impor bahan bakar fosil.

Ini adalah rencana ambisius untuk sebuah negara yang saat ini mengonsumsi hidrogen yang sebagian besar diproduksi dengan bahan bakar fosil.

Meskipun bahan bakar hidrogen hanya mengeluarkan air saat digunakan sebagai bahan bakar, bahan bakar ini dibuat oleh pabrik elektrolisis yang memecah molekul air dan yang dipermasalahkan adalah energi apa yang digunakan untuk memproduksinya dan emisi karbon yang terlibat dalam proses tersebut.

Awal tahun ini, para pejabat mengatakan bahwa India, yang memegang kursi kepresidenan Kelompok 20 yang bergilir tahun ini, mengusulkan batas emisi 1 kg CO2 untuk hidrogen hijau, setengah dari ambang batas yang diumumkan pada hari Sabtu.

Meskipun produksi pertama diperkirakan baru akan dilakukan pada tahun 2026, India telah menegosiasikan perjanjian bilateral dengan Uni Eropa, Jepang dan negara-negara lain untuk mulai mengekspor bahan bakar ini.

Sebagai informasi, hidrogen dianggap sebagai sumber energi yang potensial dan ramah lingkungan dalam konteks pengurangan emisi gas rumah kaca dan transisi ke energi bersih.

Saat digunakan sebagai bahan bakar, hidrogen menghasilkan energi dengan menghasilkan air sebagai produk sampingan. Ini berarti tidak ada emisi polutan udara seperti gas CO2, partikel berbahaya, atau bahan kimia beracun yang dihasilkan saat menggunakan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, penggunaan hidrogen dalam kendaraan dan industri dapat membantu mengurangi polusi udara lokal.

Hidrogen juga dapat digunakan dalam sel bahan bakar untuk menghasilkan listrik tanpa emisi lokal. Penggunaan hidrogen dalam pembangkit listrik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor energi.

Selain itu, hidrogen dapat berperan dalam penyimpanan energi. Energi berlebih dari sumber terbarukan seperti tenaga surya dan angin dapat diubah menjadi hidrogen melalui elektrolisis dan disimpan hingga dibutuhkan untuk menghasilkan listrik lagi. Ini membantu dalam mengatasi tantangan penyimpanan energi dari sumber energi terbarukan yang fluktuatif.

Hidrogen dapat menjadi pengganti potensial untuk bahan bakar fosil dalam transportasi dan industri. Menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar dapat membantu mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan mengurangi emisi CO2 yang merupakan penyebab utama perubahan iklim.

Namun, penting untuk diingat bahwa hidrogen bukanlah solusi tunggal untuk masalah energi dan lingkungan. Produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen yang bersih dan berkelanjutan masih menjadi tantangan. Selain itu, produksi hidrogen yang bersih memerlukan sumber energi tambahan, seperti tenaga surya, angin, atau nuklir, untuk memastikan bahwa keuntungan lingkungan benar-benar tercapai.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top