Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

India Kembali Terapkan "Lockdown"

Foto : AFP/Punit PARANJPE

Tes Korona - Seorang petugas kesehatan sedang mengambil sampel dari seorang warga di Mumbai, India, pada Kamis (16/7). Pada akhir pekan ini jumlah kasus virus korona bisa mencapai 1 juta sehingga otoritas setempat segera memberlakukan kembali lockdown.

A   A   A   Pengaturan Font

PATNA - Salah satu negara bagian termiskin di India yaitu Bihar, pada Kamis (16/7) dinyatakan ditutup (lockdown), setelah di wilayah itu dilaporkan ada ratusan kematian akibat infeksi virus korona dalam 24 jam. Walau diberlakukan lockdown, situasi di jalanan di ibu kota negara bagian yaitu Patna pada Kamis pagi tak terlihat adanya penerapan aturan tersebut dan ini menandai betapa sulitnya untuk mengendalikan populasi dengan jumlah 125 juta di wilayah tersebut.

"Lockdown di negara bagian yang berbatasan dengan Nepal diberlakukan setelah ada lebih dari 600 kematian dalam 24 jam dan penyebaran virus ini amat memprihatinkan," demikian pernyataan Palang Merah India.

Pada Jumat (17/7) atau Sabtu (18/7) jumlah kasus virus korona di India diperkirakan berjumlah sejuta kasus dan angka kematian mendekati angka 25 ribu. Untuk mengantisipasi hal itu otoritas lokal di seluruh India kembali memberlakukan pembatasan yang ketat walau baru beberapa hari saja dilonggarkan.

Bihar adalah negara bagian dengan infrastruktur kesehatan yang amat lemah dan wilayah ini akan menerapkan lockdown selama 15 hari terhitung mulai Kamis tengah malam. Sehari sebelum lockdown ini diberlakukan, Bangalore yang merupakan ibu kota dari Negara Bagian Karnataka, telah memberlakukan penutupan selama sepekan.

Seluruh aktivitas di sekolah, kelab, tempat peribadatan dan bisnis non esensial di Bihar diperintahkan untuk dihentikan, sementara aktivitas di sektor konstruksi dan pertanian masih diperbolehkan. Operasional angkutan umum pun telah dihentikan, namun mobil pribadi masih diperbolehkan melaju di jalanan.

"Kami belum pernah menghadapi situasi seperti itu sepanjang hidup saya. Ini benar-benar pengalaman yang mengerikan," kata Radhika Singh, ibu rumah tangga berusia 40 tahun-an, yang sedang berdesakan membeli bahan makanan sehari sebelum lockdown dimulai.

Sementara itu, kurangnya disiplin penduduk dalam menghadapi pandemi Covid-19 memaksa Negara Bagian Goa mengumumkan lockdown dan pemberlakukan jam malam. Menteri Utama Goa, Pramod Sawant, mengatakan terlalu banyak orang pergi keluar rumah untuk bertemu orang lain dan berpesta, serta tingkat kesadaran dan kepekaan warga yang rendah.

"Kami memiliki lebih dari 40.000 orang yang didenda karena tidak mengenakan masker, ditambah ada banyak yang ditahan karena melanggar aturan, tetapi mereka terus berkeliaran," kata Sawant kepada media setempat. "Ini menunjukkan bahwa orang hanya mengerti bahasa hukum," tambah dia

Sementara itu, keadaan di Bangalore tampaknya jauh lebih baik. Banyak perusahaan dari korporasi global agak terpengaruh oleh pembatasan yang diberlakukan kembali. Tetap saja, menteri kesehatan negara bagian Karnataka mengatakan bahwa "hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan kita" ketika jumlah kasus di negara bagian itu mendekati angka 50.000.

Episentrum Berikutnya

Menyikapi semua ini, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan, bahwa seluruh wilayah dengan cepat menjadi episentrum wabah Covid-19 berikutnya.

"Sementara perhatian dunia telah difokuskan pada krisis yang sedang berlangsung di Amerika Serikat dan Amerika Selatan, sebuah tragedi kemanusiaan bersamaan muncul dengan cepat di Asia Selatan," kata organisasi itu. "Covid-19 menyebar pada tingkat yang mengkhawatirkan di Asia Selatan, rumah bagi seperempat umat manusia," terang mereka.

Menurut data resmi yang dinilai oleh para ahli bahwa keadaan sebenarnya jauh lebih tinggi, secara total, ketiga negara telah mencatat lebih dari 1,4 juta kasus dan hampir 33.000 kematian. IFRC juga mengutip laporan awal dari para ilmuwan Massachusetts Institute of Technology (MIT), bahwa dalam enam bulan India bisa mengalami hingga 287.000 kasus per hari. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top