Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Bisnis

Inalum Bangun PLTA 1.700 MW di Kaltara

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum berencana membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1.700 MW di Kayan, Kalimantan Utara, untuk melistriki smelter aluminium yang juga akan didirikannya.

Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa (5/6), mengatakan perusahaan induk (holding) tambang itu diberikan jatah 1.700 MW dari proyek PLTA Kayan di Kalimantan Utara. "Tadi saya diminta untuk mempercepat pembangunan PLTA di Kaltara. Kami diberi 1.700 MW untuk bangun PLTA," katanya.

Budi menjelaskan listrik dari PLTA itu akan dialirkan ke smelter aluminium yang akan dibangun perseroan di Kaltara. Smelter berkapasitas 500 ribu sampai 1 juta ton per tahun itu akan dibangun di kawasan industri baru di provinsi tersebut, yakni Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning dan Mangkupadi.

Budi mengatakan, rata-rata pembangunan PLTA butuh waktu sekitar lima tahun, sehingga pemerintah meminta agar pembangunannya bisa segera mulai dilakukan. Ada pun investasi yang dibutuhkan untuk membangun PLTA sekitar 7 miliar dollar AS. "Kalau bangunnya kan perlu lima tahun. Tapi mulainya disuruh cepat, semoga bisa mulai tahun depan," katanya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyambut positif rencana investasi tersebut. "Dia (Inalum) cari partner. Kira-kira investasinya nanti beberapa miliar dolar tapi 'lead' oleh Inalum. Jadi jangan bilang Tiongkok melulu, Tiongkok melulu," katanya.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin menjelaskan pertimbangan Inalum membangun sendiri PLTA adalah untuk efisiensi. Namun, meski membangun sendiri, Inalum akan mencari sumber pendanaan yang tidak terbatas pada satu pihak saja. "Dia akan mencari mitra untuk pendanaan. Investornya atau pendanaannya bisa saja dari Tiongkok," katanya.

Ant/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top