Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Manufaktur

Implementasi Industri 4.0 Pacu Ekspor Mamin

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Yogyogyogyakarta - Implementasi industri 4.0 diyakini mampu meningkatkan ekspor makanan dan minuman (mamin) olahan hingga empat kali lipat dari target tahun ini. Jika target tahun ini hanya sekitar 12,65 miliar dollar AS, maka dengan penerapan industri 4.0 menjadi 50 miliar dollar AS pada 2025.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Abdul Rochim menegaskan pihaknya telah menyiapkan tahapan strategi guna mencapai sasaran tersebut sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Di dalam roadmap itu ditetapkan bahwa industri mamin merupakan satu dari lima sektor manufaktur kita yang sudah siap dan tengah diprioritaskan pengembangannya untuk menjadi pionir memasuki era revolusi industri 4.0 di Tanah Air," ungkap Rochim dalam workshop Pendalaman Kebijakan Industri di Yogyakarta, Kamis (30/8).

Rochim menyebutkan pihaknya sedang menyusun rencana aksi dan rancangan insentif teknologi terkait implementasi industri 4.0 untuk produsen makanan dan minuman olahan dalam negeri. "Tahun depan, kami akan melaksanakan kegiatan pelatihan ekspor, temu bisnis dan promosi investasi bagi industri agro," tuturnya.

Pada periode 2019-2020, Kemenperin bakal melakukan perbaikan alur aliran material, menetapkan pilot project, dan memfasilitasi bantuan cyber-physical systems dalam rangka penerapan industri 4.0 di sektor penghasil produk makanan dan minuman olahan.

"Jadi, pada 2021, implementasi industri 4.0 diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor produk pertanian serta produk makanan dan minuman olahan, seperti beras, ayam, gula, makanan laut olahan, cokelat, tepung kanji, serta buah dan sayur olahan," paparnya.
Pimpin Pasar

Kemenperin menargetkan pada 2025, industri mamin nasional menjadi pemimpin di pasar makanan kemasan sederhana hingga medium di Asia Tenggara atau ASEAN. Produk yang difokuskan, meliputi air minum dalam kemasan, mie, teh siap saji, dan kopi.

"Pada 2030, Indonesia ditargetkan menjadi lima besar eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global," kata Rochim.

Rochim mengungkapkan, saat ini 30 persen industri mamin di Indonesia menerapkan teknologi industri 3.0. Selain memacu nilai ekspor, implementasi industri 4.0 di Indonesia juga dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi serta mengurangi biaya produksi.

Untuk itu, Kemenperin ke depannya lebih fokus terhadap peningkatan produktivitas sektor hulu dengan pemanfaatan teknologi, pemberdayaan industri kecil dan menengah (IKM) dengan dukungan pendanaan.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top