Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Implantasi CTR untuk Penderita Katarak dengan Miopia Tinggi

Foto : ISTIMEWA

pemeriksaan mata

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Katarak sebagai penyebab utama kebutaan, tindakan yang dilakukan berupa metode fakoemulsifikasi menjadi pilihan tindakan operasi yang umum diterapkan. Prosedur operasi ini dinilai lebih aman dan dianggap sebagai gold standard karena hanya membutuhkan luka sayatan kecil dengan waktu penyembuhan yang lebih cepat.

Namun, metode fakoemulsifikasi ternyata menjadi tantangan pada pasien katarak yang menyandang rabun jauh atau miopia (myopia) tinggi. "Risiko berupa ketidakstabilan area zonula mata yang merupakan jangkar transparan dan elastis yang menghubungkan ekuator lensa dengan badan siliar dan retina bagian siliaris," terangnya Dokter Spesialis Mata Subspesialis Bedah Katarak & Refraktif JEC Eye Hospitals & Clinics, DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K), dalam webinar Rabu (16/3).

Memahami situasi itu, Vidyapati menggagas pendekatan baru untuk tindakan operasi katarak dengan menggunakan metode implantasi Capsular Bag Tension Ring (CTR). Penelitian ini tertuang dalam disertasi untuk meraih gelar doktor dengan judul Peran Capsular Tension Ring Pada Populasi Miopia Tinggi yang Menjalani Fakoemulsifikasi Terhadap Optimalisasi Penglihatan dan Efisiensi Menjaga Kestabilan Area Zonula.

Penelitian terkait implantasi CTR berlangsung mulai Mei 2019 hingga Juni 2020 dengan melibatkan 51 subjek. Hasil penelitian kemudian dipaparkan pada Ujian Terbuka, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, yang berlangsung hari ini secara virtual sekaligus mengantarkannya meraih gelar doktor, baru-baru ini.

Penelitian ini kata dia bertujuan memberikan solusi bagi penderita katarak dengan miopia tinggi agar memiliki opsi tindakan penanganan yang lebih presisi dan aman. Apalagi pasien dengan kondisi tersebut memiliki prevalensi 62 persen menjadi katarak pada usia lebih dini, bahkan dalam rentang masa produktif.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top