Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IMF Memperingatkan Persaingan AS-Tiongkok yang Kontraproduktif

Foto : Istimewa

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva memperingatkan persaingan AS-Tiongkok dapat berakhir dengan dunia yang lebih miskin dan kurang aman.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Dana Moneter Internasional atauInternational Monetary Fund (IMF) pada Sabtu (12/11)memperingatkan risiko terhadap ekonomi global akibat persaingan antaraTiongkokdan Amerika Serikat (AS), sambil menggambarkan sanksi tarif yang dikenakan pada imporTiongkokdi bawah Presiden Donald Trump saat itu sebagai kontraproduktif.

"Akibatnya, kita mungkin berjalan dalam tidur ke dunia yang lebih miskin dan kurang aman," ujar Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva kepada Washington Post.

"Saya mengalami Perang Dingin pertama di sisi lain Tirai Besi. Dan, ya, di luar sana cukup dingin," kata Georgieva, yang lahir dan dibesarkan di Bulgaria, dalam wawancara tersebut.

"Dan melakukan Perang Dingin kedua untuk generasi lain adalah sangat tidak bertanggung jawab," tegasnya.

Dilansir oleh The Straits Times, Presiden AS, Joe Biden, belum menyelesaikan masalah kebijakan utama seputar tarif barang-barangTiongkokyang ditetapkan oleh pendahulunya, yang merugikan importir AS miliaran dollar AS.

"Penting untuk memikirkan tindakan dan apa yang mungkin mereka hasilkan sebagai tindakan balasan dengan hati-hati, karena begitu Anda melepaskan jin dari botol, sulit untuk memasukkannya kembali," kata Georgieva tentang tarif era Trump.

Tim Biden bergulat selama berbulan-bulan dengan berbagai cara untuk meringankan biaya bea masuk yang dikenakan pada imporTiongkok saat mencoba menekan inflasi.

Menurut sumber-sumber, latihan militerTiongkokdi sekitar Taiwan membuat pejabat administrasi Biden mengkalibrasi ulang pemikiran mereka tentang apakah akan membatalkan beberapa tarif atau berpotensi memberlakukan tarif lain di Beijing.

Beijing menggelar latihan perang bulan itu setelah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, mengunjungi Taipei, dan sejak itu melanjutkan kegiatan militer di dekatnya termasuk penyeberangan jet tempur hampir setiap hari di garis median sensitif di Selat Taiwan yang sempit.

Hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia telah tegang dalam beberapa tahun terakhirantara lainkarena masalah seperti tarif, Taiwan, kekayaan intelektual, keamanan siber, penghapusan otonomi Hong Kong dan asal-usul wabah virus korona.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top