Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Moneter

IMF Kumpulkan US$3 Miliar Dana Perwalian untuk Negara-negara Miskin

Foto : ANTARA/HO-PDI PERJUANGAN

Dari kiri: Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, Sekretaris Bank Dunia, Mercy Tembon, Menkeu Ukraina, Serhiy Marchenko, Sekretaris IMF, Ceda Ogada, dan Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva saat pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, menyusul gempa mematikan bulan lalu, di Marrakesh, Maroko.

A   A   A   Pengaturan Font

MARRAKECH - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), pada Sabtu (14/10), mengatakan telah memenuhi target penggalangan dana untuk meningkatkan sumber daya dana perwalian konsesi bagi negara-negara termiskin di dunia sebesar tiga miliar dollar AS.

Dikutip dari The Straits Times, dalam sebuah pernyataan, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan kontribusi yang diselesaikan selama pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Maroko "akan memungkinkan IMF untuk terus mendukung negara-negara berpenghasilan rendah dengan pembiayaan tanpa bunga untuk memenuhi kebutuhan mereka yang terus berkembang".

Dia mengatakan pinjaman Poverty Reduction and Growth Facility (PRGT) telah meningkat lima kali lipat menjadi 30 miliar dollar AS sejak awal pandemi Covid-19, dengan sekitar 30 negara masih menjalankan program pinjaman. Permintaan terhadap sumber daya perwalian diperkirakan mencapai 40 miliar dollar AS hingga 2024, sekitar lima kali lipat rata-rata pinjaman.

IMF telah mendesak negara-negara anggota untuk mengisi kesenjangan sebesar 1,2 miliar dollar AS dalam rekening subsidi sebesar tiga miliar dollar AS yang didukung oleh keanggotaan pada 2021.

"Sebanyak 40 negara telah berkontribusi, dan sepertiganya adalah negara-negara berkembang," kata Georgieva.

Sebelumnya, IMF menyampaikan sektor swasta perlu memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan investasi iklim yang besar untuk perekonomian-perekonomian berkembang dan emerging market.

Mitigasi Iklim

Mencapai transisi menuju emisi nol bersih (net-zero) pada 2050 memerlukan investasi mitigasi iklim yang substansial di perekonomian-perekonomian berkembang dan emerging market, yang saat ini menghasilkan sekitar dua pertiga gas rumah kaca, kata IMF dalam sebuah blog, saat merilis sebuah bab dari Laporan Stabilitas Keuangan Global (Global Financial Stability Report) edisi terbaru.

Negara-negara ini akan membutuhkan dana sekitar dua triliun dollar AS (satu dollar AS = 15.519 rupiah) per tahun hingga 2030 untuk mencapai target ambisius tersebut, menurut Badan Energi Internasional (International Energy Agency). Angka tersebut lima kali lebih tinggi dibanding investasi iklim saat ini yang direncanakan selama tujuh tahun ke depan, yang sebesar 400 miliar dollar AS.

Memproyeksikan pertumbuhan investasi publik akan terbatas, IMF menuturkan sektor swasta perlu memasok sekitar 80 persen dari investasi yang dibutuhkan, dan persentase ini naik menjadi 90 persen jika Tiongkok tidak diikutsertakan.

Laporan itu menyatakan kombinasi kebijakan yang ekstensif diperlukan untuk menciptakan lingkungan investasi yang atraktif dan memfasilitasi pendanaan iklim swasta yang diperlukan di perekonomian-perekonomian berkembang dan emerging market.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top