Imbas Invasi Rusia, Band Metal Metallica Kucurkan Dana Miliaran Rupiah untuk Bantu Pengungsi Ukraina

Band metal Metallica memberikan sumbangan sebesar US$500 ribu atau setara Rp7,1 miliar (kurs Rp14.338) untuk pengungsi Ukraina. Sumbangan tersebut disalurkan melalui badan amal mereka kepada lembaga kemanusiaan World Central Kitchen.

Tak hanya itu, Metallica juga menggalang dana tambahan guna tercapainya misi nilai total US$1 juta. Angka tersebut ditarget bisa terkumpul selama dua bulan ke depan.

Desainer Metallica Andrew Cremeans turut membantu untuk mencapai tujuan tersebut. Ia telah menciptakan sebuah desain t-shirt unik yang tersedia untuk dibeli di toko daring milik Metallica.

Seluruh hasil dana yang telah didapat melalui penjualan t-shirt tersebut akan disumbangkan kepada World Central Kitchen untuk memulai kampanye dengan tagar #ChefsForUkraine. Selain melalui pembelian merchandise, donasi langsung juga disediakan oleh badan amal milik Metallica tersebut.

World Central Kitchen merupakan sebuah lembaga non-profit yang bertujuan menyediakan makanan dan kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Adapun kategori yang akan dituju terutama korban perang Ukraina dan Rusia.

Salah satu personel Metallica, Lars Ulrich mengungkapkan alasan grup bandnya itu memilih menyumbang melalui gerakan yang diinisiasi oleh juru masak José Andrés tersebut. Sang pemukul drum Metallica tersebut mengaku kagum dengan yang dilakukan oleh José Andrés

"Hal yang dilakukan oleh Chef José Andrés dan dedikasi yang telah dikerjakan para juru masak di World Central Kitchen murni menakjubkan. Kami sangat terinspirasi dan bangga dengan seluruh dukungan yang dilakukan oleh seluruh tim WCK. Mereka kini sudah berada di enam negara Eropa untuk menyediakan makanan bagi jutaan rakyat Ukraina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka" kata Ulrich seperti diberitakan Consequence, dikutip Rabu (6/4).

"World Central Kitchen sangat merepresentasikan apa yang selama ini kami kerjakan bersama Metallica dan All Within My Hands Foundation. Dengan menyediakan makanan yang cukup, kami percaya harga diri dan juga harapan akan terus terjaga di seluruh dunia," tambahnya.

Sebagai informasi, Rusia mulai melancarkan invasi terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu. Ini seiring niatan Ukraina yang awalnya ingin bergabung dengan NATO, di mana hal tersebut dinilai sebagai ancaman bagi Rusia.