ILO Ingatkan "Black Campaign" Jadi Lonceng Alarm Bagi Industri Sawit
National Project Officer-Livelihood International Labour Organization (ILO), Yunirwan Gah.
JAKARTA - National Project Officer-Livelihood International Labour Organization (ILO), Yunirwan Gah menegaskan banyaknya black campaign atau kampanye hitam terhadap industri sawit baik di dalam maupun luar negeri harus menjadi masukan penting bagi industri sawit dalam operasionalnya.
"Black campaign itu harus menjadi "alarm" bagi industri sawit agar memperlakukan pekerjanya dengan benar,"ucapnya dalam diskusi terkait tenaga kerja di industri sawit di Jakarta, Senin (28/3).
Dia menegaskan industri harus menyadari kontribusi besar tenaga kerja terhadap keberlangsungan industri sawit. Ia pun berharap Pemerintah juga intens mensosialisasikan aturan aturan ketenagakerjaan terhadap industri sawit. Tentang bagaimana hak hak para pekerja itu harus dipenuhi oleh pelaku industri.
"Kepada anak anak muda yang mau terjun ke industri sawit juga saya minta cek dulu di Depnaker terkait lingkungan kerja yang akan anda masuki. Seperti apa jenis pekerjaannya, bagaimana kontrak kerjanya, serta perlindungannya jika terjadi kecelakaan. Itu harus dicek dulu sebelum masuk baik ketika mau bekerja di industri sawit RI ataupun di luar negeri seperti Malaysia," ujarnya.
Indonesia merupakan penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar dunia. Hal ini juga diikuti seiring meningkatnya jumlah petani kelapa sawit yang terus bertambah hingga sebanyak dari 2,60 juta kepala keluarga (KK) di tahun 2022. Jumlah pekerja atau buruh di sektor perkebunan sawit sangat besar, jika perusahaan sawit menerapkan praktik bisnis yang responsif terhadap isu sosial termasuk ketenagakerjaan dan lingkungan hidup, maka industri sawit dapat berkontribusi terhadap peningkatan kondisi ekonomi Indonesia secara lebih baik dan berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya