Ilmuwan: Riset Kehilangan Penciuman Bisa Bantu Pengobatan Covid-19
Indra penciuman atau olcfactory berada jauh di dalam hidung, berupa gelembung kecil (warna hijau muda) yang terhubung langsung ke otak.
Salah satu gejala khas Covid-19 adalah hilangnya kemampuan indra penciuman dan pengecapan. Kini para peneliti menemukan, gejala kehilangan penciuman justru bisa membantu pengembangan terapi baru Covid-19.
SHEFFIELD - Sebuah riset jaringan tisu hidung, diyakini bisa membantu pengembangan terapi baru Covid-19. Metodenya dengan menjelaskan bagaimana orang yang terinfeksi virus corona kehilangan indera penciuman mereka, ujar tim ilmuwan internasional, Rabu (19/8).
"Riset jaringan tisu hidung dari 23 pasien yang menjalani operasi, kemungkinan bisa menjelaskan bagaimana Covid-19 bisa memicu kasus berat kehilangan indera penciuman tanpa ada simptoma lainnya," demikian dirilis tim ilmuwan itu dalam European Respiratory Journal.
Para peneliti menemukan level tinggi sebuah enzim yang bisa jadi merupakan "jalan masuk" virus korona ke dalam sel orang yang terinfeksi. Apa yang disebut angiotensin converting enzyme II (ACE-2) ditemukan dalam konsentrasi tinggi hanya pada sel terluar epithel olfactroy, yakni area di dalam hidung dimana tubuh mendeteksi bebauan.
"Hasil riset memberikan perkiraan, bahwa areal dalam hidung ini adalah lokasi dimana virus corona mendapat jalan masuk ke dalam tubuh," kata Mengfei Chen, peneliti dari US Johns Hopkins University School of Medicine dan salah satu penulis laporan ilmiah itu.
"Epithel olfactory merupakan bagian tubuh yang paling mudah diserang virus untuk memasuki tubuh. Bagian ini tidak tersembunyi cukup dalam di tubuh kita. Dan level tinggi ACE-2 yang kami temukan di sana, bisa menjelaskan mengapa sangat mudah terinfeksi Covid-19," ujar Chen memaparkan lebih lanjut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya