Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IKN, Solusi Atasi Ketimpangan Antarwilayah

Foto : ANTARA FOTO/FB Anggoro/rwa

Permukiman di tepi pantai terlihat dari udara di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Jumat (20/8/2021). Kepulauan Tanimbar adalah kabupaten di bagian selatan Maluku yang merupakan daerah terluar dan perairannya berbatasan dengan Australia.

A   A   A   Pengaturan Font

Bila ketimpangan antarwilayah dibiarkan tanpa ada upaya mengatasinya secara serius, ke ­depan pasti akan semakin parah. Rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur pun dilakukan dalam rangka ini, sehingga akan mendorong pusat pertumbuhan ekonomi baru sekaligus memacu pemerataan pembangunan.

Isu ketimpangan antarwilayah atau antarderah di Indonesia memang tak henti-hentinya jadi bahasan. Di era Orde Baru, begawan ekonomi Profesor Sumitro Djojohadikusumo seringkali melontarkan soal ketimpangan pembangunan antardaerah atau antarwilayah di Indonesia, terutama antara wilayah Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur.

Sampai sekarang pun problemnya masih sama. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (13/9), Menkeu mengatakan ketimpangan pembangunan antardaerah tercermin dari Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan tingkat SMP dan SMA dengan capaian tertinggi ada di Kabupaten Humbang Hasundutan (Sumatera Utara) sebesar 90,38 persen, kemudian Kota Metro (Lampung) 88,26 persen, dan kota Bima (Nusa Tenggara Barat), 80,07 persen.

Sedangkan di Kabupaten Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat) APM-nya hanya 51,27 persen, Kabupaten Sintang (Kalimantan Barat) 49,71 persen, dan terendah ada di Kabupaten Intan Jaya (Papua) hanya 13,34 persen.Secara nasional APM berada di level 70,68 persen. Bandingkan, betapa timpangnya APM di Intan Jaya dan Humbang Hasundutan.

Begitu juga untuk ketersediaan air minum yang layak, baru tujuh daerah yang mencapai 100 persen, di antaranya Magelang, Tegal, dan Klaten, ketiganya berada di Jawa Tengah. Sedangkan Mamasa (Sulawesi Barat) 22,91 persen, dan Lany Jaya (Papua) hanya 1,06 persen. Angka nasional 89,27 persen. Betapa timpangnya, ada daerah yang 100 penduduknya bisa mendapat akses air bersih, tetapi ada juga yang hanya satu persen saja.

Untuk Indeks Pembangunan Manusia juga terjadi ketimpangan yang mencolok. Kota Yogyakarta (DIY) yang tertinggi 86,61 persen dan yang terendah Kabupaten Nduga (Papua) 31,55 persen. Sedangkan untuk daerah dengan jumlah penduduk miskin terendah ada di Kota Tangerang Selatan (Banten), yaitu 1,68 persen dan yeng terbesar di Kabupaten Deiyai (Papua, pemekaran dari Kabuoaten Paniai) 41,76 persen. Sementara angka nasional 10,19 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : M. Selamet Susanto

Komentar

Komentar
()

Top