Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemindahan Ibu Kota I Infrastruktur Listrik di Nusantara Selesai Juli 2024

IKN Gunakan Hidrogen Hijau untuk Tekan Emisi Karbon

Foto : SETNEG.GO.ID

ENIYA LISTIANI Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan konservasi BRIN - Bappenas juga sudah menyebutkan energi transmisi kita sudah dipertimbangan mengadopsi energi hijau terbarukan termasuk di IKN sebesar 20 persen pada 2038.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Ibu Kota Nusantara (IKN) berencana menggunakan hidrogen hijau sebesar 20 persen pada tahun 2038. Penggunaan hidrogen hijau di IKN merupakan salah satu upaya mencapai target nol emisi karbon (net zero emission/NZE) pada 2060.

"Bappenas juga sudah menyebutkan energi transmisi kita sudah dipertimbangan mengadopsi energi hijau terbarukan termasuk di IKN sebesar 20 persen pada 2038," kata peneliti ahli utama Pusat Riset Konversi dan konservasi BRIN, Eniya Listiani, dalam webinar: Clean Energy dalam Mendukung Program Rendah Karbon, di Jakarta, Selasa (17/10).

Seperti dikutip dari Antara, Eniya mengatakan dengan rencana tersebut maka nantinya energi yang digunakan di berbagai sektor di IKN menggunakan energi nonkarbon termasuk hidrogen.

"Ibaratnya gasnya kalau sekarang pakai natural gas itu semua diganti ke hidrogen, semua yang dibakar semua yang dipakai untuk gas juga diganti hidrogen," ujarnya.

Eniya menilai hidrogen hijau sangat penting diimplementasikan karena mampu menekan emisi karbon dari sektor industri.

Dalam kesempatan itu, ia mencontohkan salah satu proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Peso, Kalimantan Utara (PT Kayan) yang menggunakan energi hidro untuk menyuplai pasokan listrik ke IKN.

Lakukan Kajian

BRIN juga telah melakukan kajian terkait peta jalan strategi nasional terkait pemanfaatan hidrogren untuk jangka panjang hingga tahun 2060.

Peta jalan itu berisi penjelasan tentang arah hidrogen yang terbagi menjadi beberapa segmen, yaitu segmen pilot project, pengembangan introduksi ke pasar dan penetrasi pasar, serta efek kepada nilai tambah ekonomi.

Sebelumnya, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Silvia Halim, menargetkan proyek infrastruktur listrik dan telekomunikasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara selesai pada Juli 2024.

"Keseluruhan infrastruktur tersebut ditargetkan selesai pada Juli 2024, untuk memastikan kelancaran pemindahan tahap awal Ibu Kota dari Jakarta ke IKN," ujar Silvia.

Silvia mengatakan proyek prasarana listrik dan gas dilakukan PT PLN dan PT Pertamina serta telekomunikasi seperti fiber optik dan jaringan 5G di KIPP IKN dalam proses oleh OIKN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Hal ini juga meliputi penyediaan layanan angkutan umum massal berupa bus rapid transit, halte, park and ride, dan depo yang saat ini dalam proses.

Pembangunan IKN Nusantara merupakan upaya pemerintah untuk mengusung pembangunan ekonomi yang inklusif dan merata yang mengupayakan pertumbuhan ekonomi baru, sehingga tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa.

IKN merupakan wujud pengarusutamaan simbol identitas bangsa, green economy, green energy, smart transportation, dan tata kelola pemerintahan yang efisien dan efektif sebagai capaian transformasi besar bangsa Indonesia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, saat ini pemerintah pusat sedang menyiapkan satu ekosistem perkotaan lengkap, dengan mengusung tiga konsep utama forest city, sponge city, dan smart city, yang mana gedung kantor, Istana Presiden, hunian ASN yang akan pindah, akses jalan, area komersial, taman, serta fasilitas pendukung lainnya yang ditargetkan selesai sebelum Agustus 2024 melalui pendanaan APBN dan dilaksanakan Kementerian PUPR.

Ketiga konsep tersebut kemudian diturunkan ke dalam delapan key performance indicator (KPI) yang menjadi pedoman dalam setiap pembangunan yang dilaksanakan di IKN.

Delapan KPI tersebut adalah desain yang diselaraskan dengan alam, Bhinneka Tunggal Ika, terhubung, aktif, dan mudah diakses, rendah emisi karbon, sirkular dan berketahanan, aman dan terjangkau, nyaman dan efisien melalui teknologi, dan peluang ekonomi untuk semua.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top