IJK Perlu Gencarkan Literasi Keuangan
WIMBOH SANTOSO, Ketua Dewan Komisioner OJK
Seluruh industri jasa keuangan untuk melaksanakan program literasi keuangan dan literasi digital mulai dari desa, mulai dari pinggiran.
JAKARTA - Industri Jasa Keuangan (IJK) diminta melaksanakan literasi keuangan ke berbagai wilayah termasuk di perdesaan melaui optimalisasi pemanfaatan teknologi digital. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong peningkatkan tingkat literasi keuangan di masyarakat.
Sebab, saat ini, gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat sangat lebar sehingga memicu banyaknya kasus penipuan, terutama berkedok investasi maupun penawaran kredit secara mudah.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan 76,19 persen. Angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 yaitu indeks literasi keuangan 29,7 persen dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen.
"Saya minta seluruh industri jasa keuangan untuk melaksanakan program literasi keuangan dan literasi digital mulai dari desa, mulai dari pinggiran, bukan hanya agar masyarakat bisa memanfaatkan jasa dari industri keuangan, tapi juga untuk memfasilitasi kewirausahaan mereka dengan risiko rendah," kata Presiden Joko Widodo dalam Keynote Speech pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Virtual Innovation Day 2021, di Istana Negara Jakarta, Senin (11/10).
Presiden mengharapkan ekosistem keuangan digital yang tangguh dan berkelanjutan harus terus dijaga untuk mendorong percepatan pergerakan ekonomi nasional yang inklusif serta berkontribusi lebih besar pada upaya pemulihan ekonomi yang sedang kita lakukan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya