Senin, 16 Des 2024, 08:40 WIB

IHSG Masih Rawan Koreksi, 16 Desember 2024

Foto: istimewa

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di­perkirakan bakal melemah pada Senin (16/12), dikarena­kan pasar masih menantikan hasil rapat The Fed terkait ke­bijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup melemah ke 7.324,78 pada perdagangan Jumat pekan lalu. Sementara ke­lompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,18 poin atau 1,05 persen ke posisi 865,7.

Tim Riset Pimarmas In­vestindo Sekuritas mengata­kan, Dari Eropa, Bank Sentral Eropa telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi,” sebut Tim Riset Pimarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

“Bursa regional Asia bergerak variatif, sejumlah senti­men tampaknya memberikan warna pada akhir pekan ini. Dari Eropa, Bank Sentral Eropa telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi,” sebut Tim Riset Pimarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Selanjutnya, pelaku pasar juga memusatkan perhatian pada rilis data ekonomi AS menjelang pertemuan The Fed pekan depan. Data Initial Jobless Claims AS meningkat dari 225 ribu menjadi 242 ribu, sementara Continuing Jobless Claims naik dari 1,871 juta menjadi 1,886 juta.

Sentimen yang memengaruhi kondisi tersebut adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seiring de­ngan penguatan indeks dolar AS. Meskipun begitu, masih ada potensi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada pertemuan Desember 2024.

Dari Tiongkok, pertemuan tahunan para pemimpin ter­tinggi yang dikenal sebagai Konferensi Kerja Ekonomi Pu­sat (CEWC) pada 11–12 Desember menghasilkan kebijakan untuk mendorong konsumsi domestik, dengan menarget­kan defisit anggaran yang lebih besar dan suku bunga yang lebih rendah pada tahun depan

Namun demikian, pasar merespons kebijakan tersebut dengan hati-hati karena belum ada rincian mengenai be­saran langkah-langkah stimulus yang akan diambil.

Dari dalam negeri, pelemahan nilai tukar Rupiah terha­dap dollar AS yang sempat menyentuh Rp16.000 per USD membawa kekhawatiran baru.

Sementara itu, pasar melihat peluang BI Rate akan tu­run ke level 5,75 persen. Sejumlah data neraca dagang juga akan di rilis pada pekan depan.

Redaktur: andes

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: