
IHSG Diprediksi Tak Akan Merambat Jauh
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: antaraJakarta – Pada Selasa (18/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga 5 persen, yang menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian sementara perdagangan (trading halt). Penurunan signifikan ini dipicu oleh aksi jual pada saham-saham berkapitalisasi besar di sektor perbankan.
Meskipun beberapa analis memperkirakan potensi rebound pada perdagangan berikutnya, namun volatilitas pasar yang tinggi membuat pergerakan IHSG cenderung terbatas. Kepala Strategi Makro Asia Pasifik Bank of New York (BNY) Aninda Mitra menilai pelemahan HSG tidak akan merambat jauh ke pasar valuta asing (valas) serta obligasi, mengingat pasokan dollar AS yang melimpah serta kepemilikan asing atas surat utang pemerintah masih rendah.
“Saya tidak akan mengesampingkan tekanan yang moderat, tetapi masih diragukan apakah ini pasti akan menyebar lebih luas ke valuta asing dan obligasi,” ungkap Aninda di Jakarta, Rabu (19/3).
Seperti dikutip dari Antara, Aninda menjelaskan bahwa kerentanan Indonesia yang lebih luas terhadap pembalikan cepat modal asing tampak lebih rendah daripada sebelumnya.
Pertumbuhan yang melambat ditambah dengan peraturan yang lebih ketat tentang devisa hasil ekspor akan memastikan likuiditas dollar yang cukup di dalam negeri sehingga rupiah bisa lebih stabil.
Kepemilikan asing atas obligasi rupiah tetap rendah, sekitar 15 persen dari total keseluruhan.
“Angka tersebut jauh di bawah puncak prapandemi yang mencapai hampir 40 persen. Sebagian besar kepemilikan ini mungkin juga dilindungi nilai valuta asing,” terangnya.
Adapun pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa kemarin (18/3), IHSG tercatat sempat ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08.
Sementara itu, indeks LQ45 tercatat turun 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.
Imbas dari pelemahan tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Pembekuan perdagangan dipicu oleh penurunan IHSG yang mencapai lebih dari 5 persen.
Ditutup Menguat
IHSG pada Rabu sore (19/3), ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 88,27 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.311,66. Sementara indeks LQ45 naik 2,66 poin atau 0,38 persen ke posisi 711,67.
“Pulihnya kepercayaan pasar tampaknya di topang dari tanggapan langsung Menteri keuangan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa tetap berada di dalam kabinet. Katalis lainnya OJK resmi berlakukan ketentuan buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berlaku selama enam bulan sejak tanggal dikeluarkan, yaitu 18 Maret 2025,” ujar Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus atau Nico dalam kajiannya di Jakarta.
Kedua sentimen itu memberikan peluang positif untuk pasar, sehingga meredakan kecemasan pasar akibat tekanan jual dan plus diberlakukan aksi buyback itu akan memberikan stabilitas harga.
Sehingga, emiten yang memiliki fundamental dan tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan memberikan fleksibility bagi emiten-emiten dalam menghadapi tekanan harga saham.
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 3 Polda Sulawesi Barat Menggelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis kepada Masyarakat
- 4 Rupiah Tak Kuasa Hadapi Tekanan Bertubi-tubi, Simak Prosyeksinya
- 5 Pemerintah Harus Kendalikan Kenaikan Impor