Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Iga Swiatek Kokoh di Puncak WTA

Foto : Miguel MEDINA / AFP

mengembalikan bola I Iga Swiatek dari Polandia mengembalikan bola ke Anna Karoli­na Schmiedlova dari Slovakia saat pertandingan tenis Medali Perunggu tunggal putri di Court Philippe-Chatrier di Stadion Roland-Garros saat Olimpiade Paris 2024, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Edisi terbaru peringkat petenis wanita (WTA) menandai tonggak penting lainnya dalam karir hebat sepanjang masa Iga Swiatek. Juara Grand Slam lima kali itu telah menduduki peringkat satu dunia selama 117 pekan secara keseluruhan. Ini menyamai total yang dicapai Justine Henin tahun 2000-an.

Swiatek dan Henin sekarang berada di posisi kedelapan dalam total pekan di peringkat satu sejak pengenalan ranking mulai tahun 1975. Swiatek dapat menyamai Ashleigh Barty (di posisi ketujuh dengan 121 pekan) jika tetap berada di posisi teratas selama empat pekan ke depan.

Hanya enam pemain yang mencatat lebih banyak pekan sebagai nomor satu dunia dari Barty. Mereka adalah Monica Seles (178 pekan), Martina Hingis (209 pekan), Chris Evert (260 pekan), Serena Williams (319 pekan), Martina Navratilova (332 pekan), dan Stefanie Graf (377 pekan).

Henin, juara Grand Slam tujuh kali, pertama kali naik ke peringkat satu dunia usia 21 pada bulan Oktober 2003. Di tahun tersebut dia memenangkan dua gelar Grand Slam pertamanya: Roland Garros dan US Open. Dia mencapai pekan ke-117 dan terakhirnya di puncak di usia 26 tahun pada bulan Mei 2008. Henin berada di peringkat satu dunia saat pensiun.

Swiatek yang tahun ini menyamai total empat trofi Roland Garros milik Henin, pertama kali mencapai peringkat satu dunia di usia 19 tahun pada bulan April 2022. Pekan lalu Tur WTA berlangsung di Cincinnati untuk turnamen WTA 1000 kedelapan musim ini. Tema untuk turnamen tersebut adalah bangkit dari cedera.

Kedua finalis telah melewatkan bagian besar dari musim 2024, tetapi menemukan performa terbaik tepat sebelum US Open pekan depan. Cedera bahu memaksa Aryna Sabalenka melewatkan Wimbledon. Ini menyebabkan peringkatnya turun ke posisi nomor tiga. Setelah kembali bertanding, juara Australia Open itu kalah dari pemain yang berada di luar 30 besar, Marie Bouzkova dan Amanda Anisimova di Washington dan Toronto.

Namun, di Cincinnati, Sabalenka melaju merebut gelar ke-15 dalam karirnya tanpa kehilangan satu set pun. Dia kembali ke peringkat dua dunia tepat pada waktunya untuk mendapatkan posisi unggulan di Flushing Meadows. Masalah kesehatan Jessica Pegula membuat petenis Amerika Serikat itu absen selama musim tanah liat.

Ferformanya saat kembali agak tidak stabil. Dia meraih gelar lapangan rumput pertama di Berlin, tetap tersingkir di putaran kedua 's-Hertogenbosch, Eastbourne, Wimbledon, dan Olimpiade Paris. Namun, kembali ke lapangan keras favoritnya, Pegula merangkai sembilan kemenangan beruntun saat melanjutkan gelar Toronto dua pekan lalu dengan melaju ke final Cincinnati. Pegula tetap berada di peringkat enam dunia pekan ini.

Lapangan keras Amerika Utara juga memberikan dorongan bagi mantan peringkat dua dunia Paula Badosa, yang melewatkan paruh kedua tahun 2023 karena cedera punggung dan sempat turun ke peringkat 140 dunia di bulan Mei. Lajunya ke semifinal di Cincinnati pekan lalu menandai pertama kalinya dia mencapai empat besar turnamen WTA 1000 sejak Indian Wells 2022. Dia naik 10 tempat lagi ke peringkat 27 dunia.

Kembalinya Badosa dari cedera tersendat di awal tahun, petenis Spanyol itu kalah dalam sembilan dari 15 pertandingan pertamanya sejak kembali. Ini termasuk tiga kali mundur. Dia terus menunjukkan peningkatan sejak Roma Open. Badosa akan menuju US Open setelah memenangkan 20 dari 26 pertandingan terakhirnya.

Sinner Dibebaskan

Sementara itu, petenis pria nomor satu dunia, Jannik Sinner dibebaskan dari segala tuduhan setelah dua kali dinyatakan positif mengonsumsi zat terlarang awal musim ini. Demikian diumumkan oleh Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA), Rabu.

Menurut ITIA Sinner memberikan sampel dalam kompetisi di Indian Wells Masters pada 10 Maret 2024, yang mengandung keberadaan metabolit clostebol dalam kadar rendah. Clostebol adalah agen anabolik yang dilarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA).

Sampel lain, yang diambil delapan hari kemudian di luar kompetisi, juga dinyatakan positif untuk kadar rendah dari metabolit yang sama. ITIA hari ini mengonfirmasi bahwa sebuah pengadilan independen yang dikonvensi oleh Sport Resolutions telah memutuskan bahwa petenis Italia Jannik Sinner tidak bersalah atau lalai dalam dua pelanggaran aturan antidoping di bawah Program Anti-Doping Tenis (TADP).

Sinner menjelaskan bahwa zat tersebut masuk ke dalam sistem tubuhnya sebagai hasil dari kontaminasi oleh anggota tim pendukung. Tim telah mengaplikasikan semprotan yang dijual bebas (tersedia di Italia) yang mengandung clostebol ke kulit mereka sendiri untuk mengobati luka kecil. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top