IESR Dorong Lima Rekomendasi untuk Mencapai Kemandirian Energi
Manajer Program Transformasi Sistem Energi IESR Deon Arinaldo menyampaikan paparan pada media briefing Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2024 di Jakarta, Kamis (31/10).
Arief Rosadi, Manajer Program Diplomasi Iklim dan Energi IESR, Presiden Prabowo dapat menunjukan kepemimpinan strategis untuk membangun dan memperkuat kerjasama Selatan-Selatan melakukan transisi energi yang berkeadilan. Peran serta Indonesia dalam berbagai forum internasional baik di UNFCCC, G20, ASEAN, Belt and Road Initiative (BRI) Forum for International Cooperation, dan Indonesia Africa Forum, serta politik luar negeri bebas aktif menjadi modalitas yang besar bagi Indonesia untuk memimpin agenda transisi energi dan pencapaiannya di negara-negara bumi selatan (Global South).
"Presiden Prabowo dapat mendorong kerjasama selatan-selatan untuk mendukung dan memfasilitasi transisi energi dan pembangunan inklusif di negara-negara berkembang, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembangunan mereka," kata Arief.
Terwujudnya kerjasama Selatan-Selatan yang intens tidak hanya berkontribusi pada upaya penurunan emisi Indonesia di sektor energi, tetapi juga mendukung transfer pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan industri energi terbarukan domestik dan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi delapan persen lewat peningkatan investasi infrastruktur energi bersih.
Memo Kebijakan Transisi Energi Indonesia dari IESR memuat 5 rekomendasi utama yaitu, pertama, menegaskan komitmen politik yang kuat untuk transisi energi. Kedua, mencapai swasembada energi melalui energi terbarukan. Ketiga, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang memanfaatkan momentum transisi energi. Keempat, meningkatkan peran dan kontribusi berbagai aktor dalam transisi energi. Kelima, memperkuat kepemimpinan Indonesia dalam kerjasama Selatan-Selatan untuk mendukung agenda transisi energi.
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya