Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Idap Penyakit Hingga Masalah Sensorik Penyebab Anak Jadi "Picky Eater"

Foto : Shutterstock

Ilustrasi anak picky eater.

A   A   A   Pengaturan Font

Nutrisionis Rawat Inap Anak dariRSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara JakartaAriek Ratnawati, S.Gz mengatakan bahwa mengidap suatu penyakit hingga memiliki adanya masalah pada sensorik dapat menyebabkan seorang anak menjadipicky eater.

"Yang perlu diketahui sebelumnya, untuk diagnosa atau penegakanpicky eatersendiri harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. Tidak bisa dari pernyataan orang tua sendiri," kata Ariek Ratnawati, S.Gz saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ariek menuturkan istilahpicky eater(memilih-milih makanan) adalah kondisi di mana anak hanya memakan makanan yang monoton dan dikhawatirkan mengalami kekurangan zat gizi tertentu bila berlanjut dalam jangka waktu yang lama.

Perilaku anak memilih-milih makanan ini tidak selalu terjadi pada masa awal pengenalan Makanan Pendamping ASI eksklusif (MPASI), tetapi juga bisa terjadi pada anak usiatoodleryakni 19 bulan sampai tujuh tahun.

Penyebabnya pun bermacam-macam. Pertama karena adanya masalah atau kondisi medis, di mana anak mungkin saja mengalami masalah pencernaan seperti diare, konstipasi atau alergi dan intoleransi obat dan penyakit infeksi.

Masalah medis lainnya yang memengaruhi perilaku ini adalah adanya masalah perkembangan pada anak seperti terkena cerebral palsy atauAttention Deficit Hyperactivity Disorderatau ADHD.

"Kemudian bisa saja anak mengalami defisiensi zat gizi tertentu, sehingga anak jadi sering sakit. Ini terkait dengan status gizinya, oleh karena itu segera diperiksa ke dokter spesialis anak untuk diagnosa yang tepat," ucapnya.

Ariek menyebut penyebab selanjutnya bisa berkaitan dengan masalah sensorik yang berhubungan dengan kemampuan anak, misalnya keterampilan makan (oromotor). Terdapat kemungkinan bila anak mengalami masalah mengunyah, menelan, tidak menyukai tekstur rasa atau suhu makanan.

Suasana makan juga sering menjadi penyebabpicky eaterkarena suasana yang cenderung memaksa akan membuat anak merasa tertekan, hal ini berkaitan erat dengan aturan makan (feeding rules) yang diterapkan oleh orang tua.

Di samping itu Ariek mengatakan orang tua tidak perlu khawatir bila anaknya sedang memasuki fase tersebut. Kondisi itu masih dapat dikatakan wajar apabila anak masih bisa mengonsumsi lebih dari 15 jenis makanan dan dihabiskan bersama keluarga.

Namun apabila anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan dan tantrum, ia mengimbau agar orang tua segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi serta mencari tahu penyebab pastinya.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Ones

Komentar

Komentar
()

Top