Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Turki Kembali Tawarkan Diri sebagai Fasilitator Terkait PLTN Zaporizhzhia

IAEA: PLTN Zaporizhzhia Kembali Lumpuh

Foto : AFP/Ukraine National Nuclear Energy Generating Com

PLTN Rusak I Asap membubung dari gedung pelatihan di PLTN Zaporizhzhia setelah terjadi penembakan oleh pasukan Russia pada Maret lalu. Pada Sabtu (3/9), PLTN ­Zaporizhzhia ini juga kembali lumpuh setelah ada serangan dari pasukan Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

WINA -Institusi pengawas energi atom global, Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Sabtu (3/9) mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selatan, kembali lumpuh setelah saluran listrik utama yang tersisa ke jaringan terputus dan sekarang PLTN itu harus mengandalkan saluran cadangan.

"PLTN Zaporizhzhia sekali lagi kehilangan koneksi ke saluran listrik eksternal utama yang tersisa, tetapi fasilitas tersebut masih bisa terus memasok listrik ke jaringan melalui jalur cadangan," demikian pernyataan dari IAEA dalam sebuah pernyataan.

"Kurang dari 48 jam setelah Direktur Jenderal Rafael Mariano Grossi pada Kamis (1/9) menetapkan kehadiran misi dukungan dan bantuan IAEA untuk ZaporizhzhIa, para ahli IAEA diberitahu oleh staf senior Ukraina bahwa operasi dari reaktor keempat di PLTN Zaporizhzhia telah padam. Tiga reaktor lainnya telah padam sebelumnya selama konflik," imbuh IAEA.

"Satu reaktor masih beroperasi dan menghasilkan listrik baik untuk pendinginan dan fungsi keselamatan penting lainnya di lokasi dan untuk rumah tangga, pabrik, dan lainnya melalui jaringan," ungkap mereka.

Berdasarkan keterangan pihak pengelola PLTN dari Ukraina, Energoatom, melalui media sosialTelegram, PLTN Zaporizhzhia kembali lumpuh karena terjadinya penembakan terus menerus oleh pihak Russia, sehingga reaktor nomor 5 di PLTN Zaporizhzhia harus dimatikan.

"Saat ini, reaktor ke-6 sedang bekerja. Ini memasok listrik dengan kapasitas terbatas ke sistem energi Ukraina melalui jalur cadangan, dan juga menyediakan kebutuhan PLTN Zaporizhzhia sendiri," ungkap Energoatom.

Kewaspadaan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir atas penembakan yang menghantam area sekitar PLTN terbesar di Eropa ini.

Sebelumnya pada Jumat (2/9) Ukraina mengatakan bahwa mereka telah membom sebuah pangkalan Russia di dekat Kota Energodar yang menghancurkan tiga sistem artileri serta gudang amunisi.

Tawaran Turki

Sementara itu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Sabtu menawarkan untuk menengahi pertikaian di PLTN Zaporizhzhia di Ukraina selatan yang diduduki Russia. Tawaran itu datang beberapa jam sebelum pengawas IAEA mengatakan bahwa PLTN Zaporizhzhia kembali lumpuh.

Tawaran Presiden Erdogan disampaikan ke Presiden Russia, Vladimir Putin. "Turki dapat memainkan peran fasilitator terkait PLTN Zaporizhzhia seperti halnya dalam mediasi terkait kesepakatan ekspor biji-bijian," kata kantor Kepresidenan Turki.

Ukraina sebagai salah satu negara pengekspor biji-bijian terbesar di dunia, terpaksa menghentikan hampir semua pengiriman setelah Russia menginvasi pada akhir Februari, meningkatkan kekhawatiran akan krisis pangan global.

Ekspor biji-bijian melintasi pelabuhan Laut Hitam dilanjutkan setelah Kyiv dan Moskwa pada Juli menandatangani kesepakatan, dengan PBB dan Turki bertindak sebagai penjamin.

Pihak kantor Kepresidenan Turki dalam pernyataannya pada Sabtu sama sekali tidak menyebutkan secara langsung bahwa Erdogan juga telah berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk menawarkan mediasinya.

Bulan lalu, Presiden Erdogan memperingatkan bahaya munculnya bencana nuklir ketika ia mengunjungi Lviv untuk berbicara dengan pemimpin Ukraina. Pemimpin Turki itu mengatakan dia ingin menghindari terjadinya malapetaka Chernobyl lainnya, mengacu pada kecelakaan nuklir terburuk di dunia di Ukraina pada 1986, ketika negara itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet.

Pekan lalu, sebuah tim beranggotakan 14 orang dari IAEA mengunjungi Zaporizhzhia, dengan Dirjen Grossi mengatakan PLTN itu telah kerusakan akibat terjadinya pertempuran. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top