Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana - Pengungsi ke Pulau Lombok Terus Bertambah

Hujan Memicu Asap di Puncak Gunung Agung

Foto : istimewa

pengungsi gunung agung - Para pengungsi Gunung Agung asal Desa Mun¬can, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali diantarkan ke kampung mereka dari tempat penam¬pungan sementara di Klungkung, Bali, Sabtu (7/10). Badan Nasional Penanggulangan Bencana mem¬perpanjang masa siaga darurat karena aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi namun pengungsi yang tinggal di kawasan radius 12 km atau lebih dari kawah gunung dinilai aman untuk kembali ke kampungnya.

A   A   A   Pengaturan Font

Dasar kawah Gunung Agung panas disertai tingginya curah hujan yang berakumulasi ke dasar kawah mengakibatkan pelepasan asap putih setinggi 1.500 meter.

KARANGASEM - Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika menjelaskan intensitas hujan tinggi selama tiga hari terakhir memicu asap putih 1.500 meter, Sabtu (7/10) di puncak Gunung Agung. Akibat dasar kawah panas disertai tingginya curah hujan yang berakumulasi ke dasar kawah sehingga timbul pelepasan asap.

"Saat ini belum terjadi abu vulkanik dan ini hanya asap putih (solfatara) akibat curah hujan di kawah Gunung Agung yang cukup tinggi. Asap putih yang keluar ini seperti uap air yang mendominasi yang apabila berada di dekat asap putih ini sangat berbahaya," kata Suantika saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Bali, Minggu (8/10).

Berdasarkan informasi terakhir dari pendaki PVMBG, bau belerang di puncak Gunung Agung sudah sangat kuat dengan radius 700 meter dari bibir kawah, karena diameter kawah mencapai 900 meter. Suantika menerangkan, sebelumnya gas solfatara terlihat dari pos pantau pukul 20.45 Wita dengan kumpulan asap putih.

"Sebelumnya sudah beredar video dari arah selatan Gunung Agung membumbung tinggi gas solfatara dengan jelas," ujar Suantika.

Suantika menegaskan tidak ada aktivitas kegempaan Gunung Agung yang memicu reaksi dari timbulnya gas solfatara ini yang terlihat pada Sabtu (7/10) malam. Hingga saat ini, status Gunung Agung masih tetap awas dengan kondisi kegempaan masih kritis, di mana total vulkanik 500 hingga 600 kali per hari, gempa vulkanik dangkal 300-350 kali per hari, dan tektonik lokal 60-70 kali per hari.

Pengungsi ke NTB

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Rum mengatakan jumlah pengungsi terdampak Gunung Agung yang datang ke Pulau Lombok bertambah. Pengungsi yang terdata hingga 8 Oktober 2017 sebanyak 105 keluarga atau 376 jiwa. Empat hari sebelumnya berjumlah 54 keuarga atau 161 jiwa.

"Ratusan pengungsi itu tersebar di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Timur. Tapi sebagian besar di Kota Mataram," kata Rum.

Menurut Rum, kedatangan para pengungsi dari Bali sudah terjadi sejak status Gunung Agung naik dari siaga menjadi awas, pada Jumat (22/9). Mereka datang ke Pulau Lombok, secara bertahap. Ada yang datang melalui Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat. Ada yang menggunakan perahu dari Bali menuju Kabupaten Lombok Utara.

Para pengungsi tersebut, kata Rum, tidak ditampung di posko pengungsian, melainkan tinggal di rumah keluarganya dengan alasan keamanan dan kenyamanan. "Kami mempersilahkan pengungsi untuk tinggal di posko yang sudah ada. Tapi mereka lebih memilih berkumpul di rumah keluarga," ujar Rum.

Meskipun menyebar, pihaknya tetap memperhatikan para pengungsi tersebut dengan mendatangi mereka untuk memberikan bantuan logistik dan obat-obatan yang dibutuhkan. Bantuan yang diberikan berupa paket lauk pauk, makanan siap saji, perlengkapan makan, selimut, kebutuhan anak-anak, kebutuhan keluarga, dan paket sandang.

Ada juga bantuan paket perlengkapan sekolah agar anak-anak pengungsi tetap bersekolah meskipun berada di luar Pulau Bali. "Ada lebih 50 anak-anak sudah kami bagikan peralatan sekolah. Sebagian besar anak sekolah dasar, sisanya SMP dan SMA," ucap Rum.

BPBD NTB terus memantau kondisi para pengungsi dan menjamin kebutuhannya tetap terpenuhi dengan layak, termasuk memfasilitasi anak-anak memperoleh pendidikan. Pemerintah Provinsi NTB sudah menggelar rapat koordinasi dengan mengundang seluruh pihak terkait dalam rangka penanganan arus pengungsi Gunung Agung yang memilih Pulau Lombok sebagai tempat berlindung. n eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top