Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

Hong Kong Akhiri Penerapan "Lockdown"

Foto : Istimewa

Menteri Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Hong Kong pada Senin (25/1) pagi telah mencabut penguncian wilayah (lockdown) di distrik pemukiman padat dan memiliki populasi warga berpenghasilan rendah di Kowloon. Langkah pencabutan lockdown diambil setelah dilakukan uji Covid-19 massal terhadap lebih dari 7.000 warganya dan hanya ditemukan sedikit kasus infeksi virus korona.

Sebelumnya sepanjang akhir pekan lalu, polisi dikerahkan untuk menutup sekitar 150 blok apartemen setelah ada laporan penyebaran klaster virus korona dalam beberapa pekan terakhir. Para polisi itu mendatangi setiap pintu apartemen untuk melaksanakan pengujian Covid-19 dan hasilnya ternyata 0,17 persen warga yang menjalani tes dinyatakan positif terkena virus korona.

Kecilnya temuan kasus Covid-19 itu memicu perdebatan terkait keefektifan dari langkah penerapan lockdown setelah sejumlah kelompok warga dan pemimpin bisnis mengkritiknya.

Namun pejabat pemerintah membela langkah lockdown tersebut dengan menyatakan bahwa langkah itu pantas diterapkan dan menegaskan bahwa langkah serupa pun bisa diterapkan di wilayah lain di Hong Kong.

"Kita tak memandang penguncian ini sebagai hal yang buang-buang energi dan uang," kata Menteri Kesehatan Sophia Chan pada awak media, Minggu (24/1).

Hong Kong adalah salah satu wilayah yang dilanda wabah virus korona setelah pertama kali menyebar di wilayah pusat Tiongkok. Kota ini hanya mencatat ada lebih dari 10 ribu kasus infeksi dan sekitar 170 angka kematian setelah diterapkan pembatasan jaga jarak yang amat ketat sepanjang akhir tahun lalu, dan beberapa pekan terakhir telah muncul klaster yang sulit diperangi di Distrik Kowloon.

Belum Akhiri Masalah

Menurut David Hui, seorang pakar penyakit menular yang jadi penasihat pemerintah Hong Kong, langkah lockdown parsial itu merupakan tindakan yang tepat diambil pemerintah. Namun Hui juga menyarankan pada otoritas setempat agar bisa mencegah warga meninggalkan lokasi yang dikunci jauh-jauh hari sebelum keluar perintah lockdown.

"Hal yang paling mengkhawatirkan yaitu virus itu bisa menyebar keluar dari wilayah yang dikunci saat ada sejumlah warga yang keluar dari wilayah itu saat mendengar akan diberlakukan lockdown," ungkap Hui.

Kabar soal penerapan lockdown pada akhir pekan lalu di Hong Kong memang sempat dibocorkan oleh media lokal pada Jumat (22/1) pagi dan ada warga terlihat meninggalkan lokasi sebelum polisi datang pada sore harinya.

Sementara itu seorang epidemiolog di University of Hong Kong, Benjamin Cowling, menyatakan bahwa penerapan lockdown parsial memang bisa membatasi dampak penyebaran virus korona, namun belum mengakhiri masalah karena Covid-19 masih akan tetap menyebar di Hong Kong.

"Saya tak yakin dengan penguncian terhadap sebagian kecil wilayah kota bisa membuat perbedaan bagi mengatasi penambahan kasus untuk saat ini," kata Cowling pada RTHK.

Distrik Kowloon yang dikunci pada akhir pekan lalu memiliki banyak warga yang berasal dari Asia selatan dan mereka memiliki pendapatan kecil serta kerap mendapatkan perlakukan yang diskriminatif.

Pekan lalu seorang pejabat kesehatan senior telah memicu kemarahan karena ia menyatakan bahwa warga minoritas etnis telah menyebarkan virus karena perilaku mereka yang sering berbagi makan secara bersama, merokok, minum minuman keras dan kerap ngobrol bersama.

Pernyataan itu lalu dibantah dengan menepis bahwa aspek ras dan budaya tak ada kaitannya dengan penyebaran wabah dan balik menyalahkan kemiskinan dan minimnya ketersediaan tempat hunian yang terjangkau telah mengakibatkan warga harus tinggal di lokasi padat penduduk.

Sejumlah perusahaan pengantar makanan melaporkan bahwa pelanggannya tak mau lagi makanan yang mereka pesan diantar oleh warga dari Asia selatan dan laporan ini telah membuat berang lembaga pemantau kesetaraan di Hong Kong. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top