Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gelombang Migrasi

“Homo Sapiens" Memilih Lahan Subur dengan Curah Hujan Tinggi

Foto : CHUANG Zhao / EUREKALERT! / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Alasan paling kuat yang ditawarkan oleh para peneliti tentang perpindahan Homo Sapiens dari Afrika ke Euroasia adalah per­ubahan iklim, karena ­manusia diasumsikan h­idup dalam tanah yang subur dengan curah ­hujannya melimpah.

Alasan paling kuat yang ditawarkan oleh para peneliti tentang perpindahan Homo Sapiens dari Afrika ke Euroasia adalah perubahan iklim, karena manusia diasumsikan hidup dalam tanah yang subur dengan curah hujannya melimpah.

Ahli paleoklimatologi di Universitas Columbia, Peter deMenocal, memberi analogi iklim yang bertindak seperti pompa dan katup pada waktu yang berbeda. Kondisi dingin, kering, dan tidak ramah dalam jangka waktu lama menutup katup migrasi.

Namun ketika kondisi tropis hangat dan lembab terjadi, mereka membuka katup tersebut, menghubungkan daerah-daerah berdekatan yang sebelumnya berada di luar jangkauan.

"Saya pikir apa yang hebat dari makalah ini adalah bahwa makalah ini benar-benar memperjelas peran perubahan iklim orbital dalam mengatur laju kehidupan masyarakat di dunia," tambah deMenocal dikutip dari laman sapiens.org.

Salah satu temuan yang lebih mengejutkan dari studi yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 21 September 2016 adalah bahwa studi tersebut menunjukkan adanya migrasi manusia ke Eropa selatan sekitar 80.000 hingga 90.000 tahun yang lalu kira-kira 45.000 tahun lebih awal dari bukti fosil manusia purba tertua di wilayah tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top