Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis

"Holding" Tambang Diminta Tingkatkan Ekspor

Foto : isitimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno meminta perusahaan induk (holding) tambang untuk meningkatkan ekspor produk akhir.

"Saya kira ketika tidak ekspor bahan mentah, akan meningkatkan nilai ekspor produk hilirisasi itu dan saya sudah tekankan sejak dulu," kata Menteri Rini di Jakarta, Rabu (12/9).Rini menilai pada sektor tambang memiliki potensi yang besar untuk mengolah bahan tambang menjadi produk turunan yang lebih memiliki nilai jual tinggi. "Kita harus bisa memproses produk tambang itu yang nilai tambahnya tinggi. Ini kelemahan kita, produk tambang tidak kita lakukan ekspor lanjutan," kata Rini.

Ia mencontohkan, bauksit, produk akhirnya adalah alumunium, nikel atau juga bisa stainless, kemudian batu bara bisa jadi metanol. "Produk hilirisasi dari pertambangan justru kita banyak impor, padahal kita punya bahan bakunya," kata Rini.

Pemikiran tersebut sebenaranya sudah ada peta jalan sejak lama dari Kementerian Perindustrian, namun semakin bagus rencananya justru semakin susah untuk dilaksanakan.Permasalahan dana dan teknologi selalu menjadi kendala utama perencanaan hilirisasi ekspor produk pertambangan, padahal menurutnya jika tercapai, maka banyak menghemat biaya impor dan mampu mendapatkan nilai lebih dari ekspor turunan pertambangan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan persoalan tidak jalannya perencanaan hilirisasi produk pertambangan karena teknologi yang masih belum memenuhi kriteria. "Seperti diketahui, teknologi masih menjadi satu penghalang yang besar, diikuti dana yang juga besar," katanya.

Inalum merupakan induk usaha dari PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk.

Produksi Meningkat

Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk melaporkan telah memproduksi sebanyak 13,83 juta ton batu bara pada periode Januari-Agustus 2018, suatu produksi hasil tambang yang cukup menggembirakan di tahun ini. Padahal, target produksi Perseroan pada 2018 hanya sebesar 26,25 juta ton, sehingga target tersisa 12,42 juta ton hingga akhir tahun 2018.Selain itu, penjualan domestik mencapai 7,48 juta ton dengan target penjualan domestik sepanjang 2018 adalah 13,34 juta ton. Sedangkan penjualan ekspor periode itu dibukukan sebesar 7,02 juta ton dari target ekspor 2018 adalah 12,14 juta ton.

Perusahaan tambang lainnya, yakni PT Aneka Tambang (Antam) melaporkan telah merealisasikan produksi emas sebesar 18,83 ton sejak bulan Januari sampai Agustus 2018 atau semester pertama 2018. Target produksi emas Antam pada tahun 2018 adalah 25,4 ton sehingga target produksi setelah September 2018 adalah 6,5 ton.

Ant/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top