Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Geopolitik Nasional

Hoaks dan Arus Global Usik Persatuan Bangsa

Foto : ANTARA/Youtube Forum Kebangsaan/Muhammad Jasuma Fa

Tangkapan layar Ketua Forum Rektor Indonesia Prof. Panut Mulyono saat memberikan pemaparannya di diskusi virtual dengan topik "Tata Kelola Negara Berdasarkan Paradigma Pancasila" yang digelar oleh Aliansi Kebangsaan pada Rabu (11/8/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Derasnya arus informasi yang tidak benar (hoaks) serta pengaruh globalisasi bisa mengusik persatuan dan kebangsaan. Pernyataan ini disampaikan Rektor Universitas Gadjah Mada, Profesor Panut Mulyono, dalam diskusi virtual dengan topik "Tata Kelola Negara Berdasarkan Paradigma Pancasila," Rabu (11/8).

"Derasnya arus informasi yang sering tidak sesuai dengan fakta dan pengaruh globalisasi sedikit banyak telah mengusik rasa persatuan dan kebangsaan," kata Panut. Ia mengatakan bahwa keberadaan tindakan-tindakan atas nama demokrasi dan kebebasan secara langsung maupun tidak, menimbulkan kecenderungan tersebut.

Pada saat sama, Indonesia sebagai negara kepulauan secara geopolitik berpotensi menimbulkan banyak permasalahan, terutama yang berasal dari eksternal. Hal itu, kata Panut, tecermin dari persoalan konkret bangsa seperti korupsi, intoleransi, hingga kekerasan yang masih banyak ditemukan di berbagai pemberitaan media massa.

Panut mengutarakan bahwa persoalan tersebut menunjukkan, sejatinya ada sebagian dari elemen bangsa yang kehilangan jati diri dan karakter kebangsaannya yaitu keramahan, gotong royong, dan toleransi. Maka, Ketua Forum Rektor ini menyatakan, nilai-nilai Pancasila diperlukan untuk memperkuat sifat dan perilaku masyarakat sehingga bangsa Indonesia yang heterogen dapat bersatu dan mencapai kemajuan untuk kesejahteraan.

Panut menekankan, Pancasila sebagai pandangan hidup serta dasar interpretasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara wajib diaktualisasikan ke dalam proses pembuatan seluruh produk perundang-undangan serta berbagai kebijakan penyelenggaraan negara. Pancasila, lanjut dia, juga wajib menjadi sumber nilai penyusunan peraturan serta kebijakan politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top