Hindari Kebocoran dari Orang Dalam dengan Kombinasi Tiga Teknologi Keamanan
Teknologi keamanan data
JAKARTA - Keamanan internet di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Beberapa tahun belakangan ini sering terjadi insiden keamanan siber berupa kebocoran data di berbagai sektor. Ancaman ini dinilai semakin meresahkan dari waktu ke waktu dan membutuhkan tindakan konkrit untuk stop kebocoran data.
Menurut data BSSN, total 714.170.967 anomali trafik atau serangan siber yang terjadi di sepanjang 2022 didominasi oleh ransomware. Virus ini bukan hanya mengunci data, tapi juga mengekstraksi dan melakukan pencurian data korbannya.
Sementara itu laporan Verizon berjudul Data Breach Investigation Report 2022 mengungkapkan, 82 persen kebocoran data melibatkan elemen manusia, termasuk serangan sosial, kesalahan, dan penyalahgunaan.
Menurut CTO PT Prosperita Mitra Indonesia, Yudhi Kukuh, kasus kebocoran data disebabkan fenomena siber yang saling terkait. Digitalisasi mendorong banyak orang menyimpan data secara digital, sementara seiring waktu nilai data semakin tinggi, mendorong meningkatnya ancaman dari industri kejahatan siber.
"Data bocor merupakan komoditi utama di industri ini, menjadi urat nadi ekonomi dunia bawah," ujar Yudhi melalui siaran pers Jumat (2/12).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya