Hilirisasi untuk Tingkatkan Ekonomi
Presiden Joko Widodo saat menghadiri pengukuhan Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (31/7).
Presiden menegaskan pemerintah akan memperluas tak hanya akan berhenti di hilirisasi nikel, melainkan juga akan melakukan hilirisasi tembaga, bauksit, timah, dan lainnya.
JAKARTA - Hilirisasi di berbagai sektor sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah. Karena itu, hilirisasi harus terus didorong meskipun menghadapi sejumlah tantangan, terutama penolakan dari internasional.
"Untuk growth, pertumbuhan ekonomi daerah di Sulawesi Tenggara sebelumnya hanya rata-rata 7-7,5 (persen), begitu ada hilirisasi menjadi 15 persen pertumbuhan ekonominya di sana. Di Maluku Utara sebelumnya rata-rata 5,7 persen, setelah hilirisasi 23 persen," ujar Presiden Joko Widodo saat menghadiri pengukuhan Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (31/7).
Menurut Presiden, apabila seluruh provinsi di Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi serupa maka agregat pertumbuhan ekonomi nasional akan luar biasa. Dia menekankan ada dua hal penting yang menyebabkan Indonesia bisa melompat menjadi negara maju, yakni pengembangan SDM karena bonus demografi serta hilirisasi industri.
Sejauh ini, pemerintah telah melakukan hilirisasi terhadap nikel yang berdampak positif bagi peningkatan lapangan kerja di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Menurut Presiden, hilirisasi telah meningkatkan penyerapan tenaga pengolahan nikel di Sulawesi Tenggara dari 1.800 tenaga kerja menjadi 71.500 tenaga kerja. Sementara di Maluku Utara, sebelum hilirisasi hanya 500 orang yang bekerja namun kini menjadi 45.600 pekerja.
Presiden juga menyampaikan hilirisasi produk turunan nikel meningkatkan nilai tambah dari 31 triliun rupiah menjadi 510 triliun rupiah. Namun, kata Presiden, pemerintah tidak hanya akan berhenti di hilirisasi nikel, melainkan juga akan melakukan hilirisasi tembaga, bauksit, timah dan lainnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya