Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hewan Beri Harapan Kesembuhan Bagi Penderita Gangguan Psikologis

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hewan kerap digunakan sebagai pendukung dalam terapi penyembuhan gangguan psikologis. Hewan-hewan dilatih secara khusus agar mampu sebagai pemberi terapi bagi pasien yang membutuhkan.

Di Sasbachwalden, Baden-Württemberg, Jerman, misalnya ada sebuah terapi gangguan psikologis dengan bantuan keledai. Guru sekolah dasar Christiana Adam punya pengalaman traumatis dua tahun lalu saat terjadi sebuah serangan dengan pisau oleh seorang murid terhadap rekan kerjanya yang berakibat fatal.
"Saya hanya melihat darah," kata Christiana Adam. "Saya pikir murid dari kelas saya yang tergeletak di sana, bergelimangan darah dan tewas," ujar dia seperti dikutip DW.
Awalnya ia berpikir rekannya hanya pingsan, sehingga ia segera lari ke sana. Namun setelah kejadian itu, Christiana Adam mengalami tiga kali kehilangan pendengaran, dan sejak itu dia juga menderita tinnitus. Ia didiagnosa mengalami gangguan psikologis pasca trauma.
Tapi setelah membelai-belai keledai di Sasbachwalden, hal ini memberi efek positif. Proses itu membantunya membangun kembali rasa percaya dirinya. Apakah semua itu hanya imajinasi saja? Menurut sebuah studi, hewan setidaknya bisa menghangatkan suasana secara emosional.
Menurut studi, membelai kulit hewan yang hangat sudah jadi penyulut perasaan tenang. Hewan mendukung bagi pelepasan hormon yang menenangkan.
"Seekor hewan yang tenang menyebabkan tubuh melepas hormon oksitosin, juga serotonin dan dopamine," demikian dikatakan Rainer Wohlfarth seorang ahli terapi dengan hewan.
Ia mengungkap pula, ini "cocktail" hormon positif. "Dampaknya, itu membuat pengatur stres di otak kita, yang mengatur persepsi dan membuat kita aktif, dikurangi tingkat keaktifannya," papar Wohlfarth.
Selain membelai, terapi bisa dilakukan dengan berjalan-jalan biasa dengan keledai. Tapi ahli terapi menghadapkan pasien dan keledai kepada situasi sulit.
Bettina Mutschler yang juga ahli terapi dengan bantuan hewan menjelaskan, jembatan adalah tantangan besar bagi seekor keledai. Jembatan yang sempit, dengan sungai kecil berair deras membuat keledai enggan melewatinya. Tapi keledai Paco sudah kenal jembatan itu. Jadi dia ikut saja ketika diajak melewatinya.
Pertanyaannya adalah apa yang sebenarnya di sulut hewan dalam situasi seperti itu? Ada orang yang menyebut-nyebut terapi oleh hewan. Tapi seekor hewan, kata Wohlfahrt, tidak mungkin jadi ahli terapi.
"Seekor hewan tidak mungkin jadi ahli terapi. Seekor hewan adalah pekerja, kolega, rekan pelatih, tapi tidak mungkin jadi ahli terapi. Karena yang memimpin seluruh proses terapi adalah ahli terapi, dan seekor hewan tidak bisa melakukan itu," ucap dia.

Rawat Kecanduan Narkoba
Di Vielbach, Negara Bagian Rheinland-Pfalz, Jerman, ada klinik tempat merawat orang-orang yang kecanduan narkoba. Di sini hewan-hewan terapi membantu sejumlah pria tunawisma, belajar hidup tanpa narkoba dan tidak hidup di jalanan lagi.
Alexander Spanier adalah salah satu pasien di sini. Sejak tiga bulan lalu dia tinggal di sini dan tidak mengkonsumsi narkoba lagi. Bagi dia, ini sangat istimewa, karena ia bisa lepas dari obat-obatan jahanam itu.
Ia bercerita, dulu dia ada di lapisan masyarakat paling bawah. Dia mengumpulkan botol bekas agar punya uang, untuk membeli minuman beralkohol, yang dia perlukan setiap hari. Itulah titik nadir dalam hidupnya, dan dia bahkan hampir meninggal tiga kali. Dua kali dia mengalami overdosis, dan terakhir kali sampai koma sebelas hari.
Pelatih Linda Klein dan kuda bernama Nelly jadi bantuan besar bagi Alexander yang berusia 45 tahun. Menurut Linda Klein, dia kerap melihat, hewan membuat para pecandu narkoba menjadi sangat tenang.
Kepala klinik Joachim Jösch dan timnya membuat catatan rinci tentang seberapa jauh hewan bisa jadi faktor penolong.
"Kita bisa melihat jelas, pasien-pasien yang bekerja sedikitnya 10 pekan disini dengan hewan, adalah orang-orang yang bisa menyelesaikan terapi. Jumlahnya 30,8 persen lebih tinggi daripada yang tidak bekerja bersama hewan," ucap dia. hay/I-1

Jangan Sampai Merugikan Hewan

Salah satu kekeliruan terapi pada hewan biasanya malah difokuskan pada hewan. Menurut ahli terapi dengan hewan Rainer Wohlfarth, seringkali, hewan maupun orangnya tidak dilatih dengan baik, dan dalam banyak pendidikan, fokusnya terletak pada hewan, dan bukan pada tim.
Anjing bisa membantu dalam terapi penyembuhan gangguan psikologi pasca trauma karena hewan berkaki empat itu bisa membuat orang tertawa, dan menumbuhkan kepercayaan.
Hewan dan pemiliknya bisa membantu misalnya untuk terapi di rumah jompo, dan para lansia merasa senang. Karena disukai banyak orang, tentang jenis terapi ini juga diadakan simposium di Hannover.
Ikatan perlindungan hewan Jerman terutama menilai terapi dengan hewan liar adalah ancaman bagi hewan liar tersebut. Misalnya terapi dengan lumba-lumba, di kolam yang terlalu kecil.
"Penggunaan hewan liar dalam terapi harus dilihat dengan kritis," demikian ditekankan Moira Gerlach dari organisasi perlindungan hewan Deutscher Tierschutzbund.
Khususnya lumba-lumba, ungkap Gerlach, karena kalau dilihat di alam bebas, mereka berenang sangat jauh. Sedangkan masalah dalam pendidikan untuk terapi dengan hewan adalah, penawarannya banyak sekali. Selain itu tidak ada standar kualitas pendidikan yang seragam.
Di Jerman, ada sekitar 300 institut yang menawarkan pendidikan bagi terapi dengan menggunakan hewan. Menurut Rainer Wohlfarth, dari semua penawaran yang dikenalnya, ada 20 persen sampai 30 persen yang berkualifikasi.
"Sedangkan 70 persen sampai 80 persen tidak terlalu berkualifikasi," ujar dia.
Jadi dari segi pendidikan masih banyak yang harus dilakukan, agar pasien mendapat keuntungan dan hewan tidak dirugikan. Tapi bagi pasien terapi seperti Christiana Adam dan Alexander Spanier keuntungannya jelas, tanpa bantuan dari hewan, keduanya tidak akan tahan mengikuti terapi.
"Saya cuma tahu, hewan-hewan ini baik bagi saya," kata Alexander Spanier seraya menambahkan bahwa di masa depan akan berusaha mendapat pekerjaan mengurus hewan, mungkin di peternakan atau tempat perawatan hewan. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top