Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Bangladesh

Hasina Tuduh AS Terlibat dalam Penggulingannya

Foto : AFP/YOSHIKAZU TSUNO

Sheikh Hasina

A   A   A   Pengaturan Font

DHAKA - Mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik penggulingannya karena ia menolak menyerahkan Pulau Saint Martin, yang akan memberikan pengaruh kepada Washington DC di Teluk Benggala, menurut laporan harian India, The Economic TImes (TET).

"Hasina menuduh bahwa AS berupaya menggulingkannya dari kekuasaan karena penolakannya untuk menyerahkan kendali Pulau Saint Martin," demikian dilaporkan TET pada Minggu (11/8).

Mengutip pesan yang disampaikan melalui rekan dekatnya, laporan tersebut menyatakan bahwa Hasina, 76 tahun, bisa saja tetap berkuasa dengan menyerahkan kedaulatan Pulau Saint Martin.

Pulau Saint Martin yang secara lokal dikenal sebagai Narikel Zinzira adalah sebuah daratan kecil seluas hanya tiga kilometer persegi yang terletak di bagian timur laut Teluk Benggala, sekitar 9 kilometer di selatan ujung Semenanjung Cox's Bazar-Teknaf. Pulau ini menandai titik paling selatan Bangladesh.

Laporan tersebut menambahkan bahwa Hasina memilih untuk tidak mengkompromikan kedaulatan pulau tersebut, dengan menyoroti pentingnya posisi strategis pulau tersebut dan potensi pengaruh geopolitik yang diwakilinya di kawasan tersebut.

Menjelang penggulingannya yang mengakhiri masa jabatannya selama 15 tahun, Hasina mengklaim pada Mei lalu bahwa ada rencana untuk menciptakan sebuah negara dengan mengambil bagian dari Bangladesh dan Myanmar. Tanpa menyebut negara mana pun secara spesifik, Hasina mengatakan bahwa ia ditawari pemilihan kembali yang bebas masalah pada pemilu 7 Januari jika dia mengizinkan negara asing untuk membangun pangkalan udara di wilayah Bangladesh, menurut Daily Star yang berbasis di Dhaka.

Hasina juga menyatakan kesedihan terkait kerusuhan politik di Bangladesh setelah pengunduran dirinya pada 5 Agustus, yang dimulai dengan protes tuntutan penghapusan sistem kuota kontroversial dalam pekerjaan publik.

Terkait dengan pernyataan tersebut, putra Hasina yang berdiam di AS, Sajeeb Wazed, mengatakan di media sosial X bahwa pernyataan pengunduran diri terbaru yang dikaitkan dengan ibunya yang dipublikasikan di sebuah surat kabar sepenuhnya salah dan dibuat-buat. Hasina melarikan diri dari Bangladesh pada 5 Agustus ke negara tetangga India di mana dia saat ini tinggal untuk sementara waktu, menurut pejabat India.

Sangkalan Gedung Putih

Atas tuduhan mantan PM Bangladesh, AS menyatakan tidak terlibat dalam penggulingan Sheikh Hasina dan pihak Gedung Putih pada Senin (12/8) menyatakan klaim tersebut tidak benar.

"Kami sama sekali tidak terlibat," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, ketika ditanya tentang tuduhan campur tangan AS. "Setiap laporan atau desas-desus bahwa pemerintah AS terlibat dalam peristiwa ini adalah salah," tegas dia.

"Ini adalah pilihan untuk dan oleh rakyat Bangladesh. Kami percaya bahwa rakyat Bangladesh harus menentukan masa depan pemerintah Bangladesh, dan di situlah posisi kami," imbuh Jean-Pierre.

Sebelumnya mantan penasihat pemerintah Bangladesh bernama Sajeeb Wazed Joy menuduh pasukan asing yang tidak dikenal mendukung protes tersebut, tanpa memberi bukti atas klaim tersebut. "Saya yakin, saat ini, serangan tersebut berasal dari luar Bangladesh. Hanya badan intelijen yang memiliki kemampuan menyelundupkan dan memasok senjata kepada pengunjuk rasa," imbuh Wazed Joy pada akhir pekan lalu. AFP/Ant/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top