Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harus Transparan Soal Komponen Biaya PCR

Foto : ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/rwa

Tenaga kesehatan melakukan tes usap Antigen dan Polymerase Chain Reaction (PCR) di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (28/7/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

Semoga saja dengan penurunan harga tes PCR tidak mengurangi kualitasnya. Tidak ada lembaga yang ber­buat curang, akal-akalan, hanya mengambil sampel dengan usap lantas hasilnya keluar tanpa diproses di laboratorium.

S

elain 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dari air mengalir, dan memakai masker, pemerintah juga gencar mendukung strategi 3T (testing, tracing, dan treatment) guna mencegah laju penularan Covid-19. Maksudnya, masyarakat diminta bersedia melakukan testing atau pengecekan kesehatan, kemudian membuka diri dilakukannya penelusuran kontak kasus positif, serta segera menjalani treatment atau perawatan dengan benar bila merasakan gejala Covid-19.

Sayangnya strategi 3T untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 terkendala dengan mahalnya biaya testing. Awal-awal pandemi, saat angka penularan belum begitu tinggi, harga tes antibodi bervariasi antara 75 ribu rupiah hingga 150 ribu rupiah. Karena dinilai hasilnya kurang valid, tes antibodi ditiadakan dan yang diperbolehkan hanya tes usap antigen dan tes PCR.

Tes PCR hasilnya lebih valid, tapi sayang harganya mahal. Hingga awal Oktober 2020, untuk tes yang hasilnya diketahui paling lama 24 jam, biayanya di atas satu juta rupiah. Hingga akhirnya pemerintah membuat aturan, biaya tes PCR paling mahal 900 ribu rupiah. Praktiknya, masih ada beberapa lembaga kesehatan yang mematok tarif di atas batas maksimal.

Sebenarnya ada yang gratis di puskesmas-puskesmas, tapi sayang hasilnya terlalu lama keluar. Ada yang tiga hari bahkan ada juga yang seminggu baru diketahui hasilnya. Tidak jarang si pasien sudah sembuh dari isolasi, hasil tes PCR baru keluar.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : M. Selamet Susanto

Komentar

Komentar
()

Top