Harga Minyak Naik, Meningkatnya Situasi Geopolitik Perburuk Kekhawatiran Pasokan
Ilustrasi - Proyek strategis nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur.
TOKYO - Harga minyak naik pada awal perdagangan Asia, Senin (25/3) di tengah kekhawatiran atas berkurangnya pasokan global akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah dan antara Russia dan Ukraina, sementara menyusutnya jumlah rig AS menambah tekanan pada harga.
Minyak mentah berjangka Brent naik 24 sen, atau 0,3 persen, menjadi $85,67 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 25 sen, atau 0,3 persen, menjadi $80,88 per barel. Kedua tolok ukur tersebut mencatat perubahan kurang dari 1 persen pada minggu lalu dibandingkan minggu sebelumnya.
"Meningkatnya ketegangan geopolitik, ditambah dengan meningkatnya serangan terhadap fasilitas energi di Rusia dan Ukraina, serta surutnya harapan gencatan senjata di Timur Tengah, meningkatkan kekhawatiran terhadap pasokan minyak global," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities.
"Menurunnya jumlah rig AS juga meningkatkan kekhawatiran atas terbatasnya pasokan," katanya.
Russia menyerang infrastruktur penting di wilayah barat Ukraina, Lviv, dengan rudal pada Minggu pagi, kata Kyiv, dalam serangan udara besar yang menyebabkan satu rudal jelajah Russia terbang sebentar ke wilayah udara Polandia, menurut Warsawa.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya