Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Minyak Mentah Berada di Jalur Kenaikan Hari Kedua

Foto : antara

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Harga minyak berada di jalur kenaikan untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (26/3) setelah menetap lebih dari satu dollar di tengah ekspektasi pasokan yang lebih ketat yang didorong oleh pengurangan produksi Russia dan serangan terhadap kilang Russia.

Minyak mentah Brent naik 23 sen menjadi $86,98 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 28 sen menjadi $82,23.

Minyak mentah naik karena masalah sisi pasokan dan berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah, menurut catatan dari analis ANZ.

Kedua kontrak diselesaikan $1,32 lebih tinggi di sesi perdagangan sebelumnya.

Russia meminta perusahaan minyaknya untuk mengurangi produksi guna memenuhi target Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebesar 9 juta barel per hari (bph). Pada akhir Februari, Russia telah memproduksi sekitar 9,5 juta barel per hari.

Pada saat yang sama, serangan Ukraina terhadap kilang minyak Russia terus berlanjut. Kilang Kuibyshev Russia harus menutup setengah kapasitasnya setelah kebakaran terjadi di sana pada Sabtu pagi.

Sebagai tanda pengetatan pasokan lebih lanjut, Macquarie memperkirakan bahwa produksi minyak mentah di kilang AS akan meningkat sebesar 300.000 barel per hari pada minggu depan dibandingkan dengan penurunan pasokan domestik sebesar 500.000 barel per hari, menurut catatan dari ahli strategi energi Walt Chancellor.

Pada hari Senin, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan militan Palestina Hamas, setelah AS abstain dalam pemungutan suara tersebut.

Namun para analis tidak yakin bahwa gencatan senjata akan menghentikan serangan Houthi yang telah mengguncang rute pelayaran di Laut Merah.

Setelah pemungutan suara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungan ke AS untuk membahas rencana invasi Israel ke kota Rafah di Gaza, yang ditentang oleh sekutu Israel. Meskipun AS mengatakan posisinya tidak berubah, perselisihan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah AS akan membatasi bantuan militer ke Israel jika Israel terus melanjutkan invasi.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top